Setidaknya tiga orang berhasil diselamatkan dan dirawat di rumah sakit dalam kondisi luka serius, kata Menteri Dalam Negeri Serbia Ivica Dacic. Ia meyakini jumlah korban tewas tidak akan bertambah lagi.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic telah mengonfirmasi jumlah korban tewas dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat malam. Ia mengatakan seorang bocah perempuan berusia enam tahun dan satu warga negara Makedonia Utara termasuk di antara mereka yang tewas. Lima korban lainnya belum teridentifikasi.
"Sulit untuk mengatakan sesuatu yang berarti," ucap Vucic dalam pidatonya perihal insiden tragis ini.
"Sebagai presiden Serbia, saya menuntut agar semua yang bertanggung jawab atas ini dihukum,” sambungnya, mengutip dari Mehr News Agency, Sabtu, 2 November 2024.
Runtuhnya atap sepanjang 35 meter terjadi pada Jumat siang hari cerah di Novi Sad, kota yang berlokasi sekitar 70 kilometer ibu kota Serbia, Belgrade. Belasan korban tewas telah dievakuasi dari reruntuhan sepanjang sore hingga malam. Penyebab robohnya atap masih diselidiki.
“Jendela kami terbuka karena cuaca di luar sedang hangat, dan saya mendengar gemuruh besar dan melihat gumpalan debu. Hanya itu yang saya lihat. Kemudian saya mendengar apa yang terjadi,” kata Vera, seorang pensiunan berusia 86 tahun yang tinggal sekitar 200 meter dari lokasi kejadian, kepada kantor berita Reuters.
Sekitar 80 petugas penyelamat berada di lokasi kejadian, kata para pejabat setempat. Ambulans dan tim darurat telah dikirim ke stasiun pusat kota, dan buldoser memindahkan puing-puing atap beton.
Layanan darurat menggunakan dua penggali besar hingga malam hari untuk membantu membebaskan dua perempuan yang terjebak di balik reruntuhan. Mereka dalam kondisi kritis, ucap Vesna Turkulov, kepala Pusat Klinis Vojvodina, rumah sakit tempat kedua perempuan itu dibawa.
Baca juga: Penembakan di Sekolah Serbia: 9 Orang Tewas, Mayoritas Siswa
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News