Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa langkah pengakuan terhadap Palestina, seperti yang sudah dilakukan beberapa negara Eropa, tidak seharusnya didasarkan pada 'emosi.'
Melansir dari Malay Mail, Rabu, 29 Mei 2024, Delogu terlihat memegang bendera Palestina saat bertanya seputar rencana pengakuan pemerintah di gedung parlemen Prancis di Paris pada Selasa kemarin.
Ketua Parlemen Prancis Yael Braun-Pivet mengecam tindakan Delogu, dengan menyebutnya sebagai perilaku tak dapat diterima. Para anggota parlemen pun melakukan pemungutan suara, dan memilih untuk menskors Delogu selama dua pekan serta memotong setengah tunjangan parlemennya untuk dua bulan ke depan.
Delogu meninggalkan ruangan parlemen dengan melakukan gestur ‘V’ sebagai untuk kemenangan. Sementara sejumlah anggota parlemen sayap kanan dan tengah Prancis memuji penjatuhan sanksi terhadap dirinya.
Beberapa anggota parlemen Prancis terdengar saling melontarkan kecaman di luar ruangan usai Delogu dikenai sanksi.
Hukuman terhadap Delogu terjadi saat Spanyol, Irlandia dan Norwegia telah secara resmi mengakui Negara Palestina dalam sebuah keputusan terkoordinasi yang telah membuat marah Israel.
Langkah ketiga negara itu menjadikan 145 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kini telah mengakui Negara Palestina. Sejauh ini, belum ada negara industri dalam G7 -- termasuk Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) -- yang melakukan hal tersebut.
Februari lalu, Macron pernah mengatakan bahwa mengakui Negara Palestina kini bukan lagi hal 'tabu.'
"Saya benar-benar siap untuk mengakui negara Palestina, tetapi pengakuan ini harus dilakukan di saat yang tepat," jelas Macron dalam mengklarifikasi komentar tersebut saat berkunjung ke Jerman.
"Saya tidak akan melakukan pengakuan berdasarkan emosi," sambungnya. (Theresia Vania Somawidjaja)
Baca juga: Resmi! Spanyol, Irlandia dan Norwegia Akui Negara Palestina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News