Kementerian Kesehatan Kuba mengatakan, 54 orang lainnya terluka dan 17 di antaranya menerima perawatan di rumah sakit.
Kematian terakhir yang dikonfirmasi adalah seorang wanita berusia 77 tahun dan seorang anggota dewan lokal yang populer.
Juan Carlos Diaz, 55, dijunjung tinggi oleh penduduk setempat atas upayanya memperbaiki kehidupan mereka.
"Kami merasakan rasa sakit semua orang, tetapi terutama karena dia bekerja sebagai delegasi pada saat-saat yang diperlukan," kata warga Havana, Lazara Phinney, kepada AFP.
Hotel Saratoga yang mewah di kawasan tua Havana dihancurkan pada Jumat pagi, tampaknya karena kebocoran gas.
Hotel bintang lima sedang direnovasi pada saat itu dan tidak ada tamu. Itu telah ditutup selama dua tahun, awalnya karena pandemi virus korona yang menghancurkan industri pariwisata vital Kuba.
Tapi itu akan dibuka kembali pada Selasa.
Roberto Enrique Calzadilla, perwakilan dari perusahaan milik negara Gaviota yang memiliki hotel tersebut, mengatakan ada 51 pekerja di lokasi saat ledakan terjadi.
Dari mereka, 23 meninggal, tiga selamat menjalani perawatan di rumah sakit, 22 selamat, dan tiga lainnya hilang. Penilaian awal menunjukkan bahwa 80 persen hotel terkena dampak ledakan.
Ledakan itu, yang menurut seorang pejabat terjadi saat tangki bensin sedang diisi ulang oleh truk tangki, menghancurkan sebagian besar fasad, meledakkan jendela dan menghancurkan mobil yang diparkir di luar hotel. Empat lantai pertama hotel itu hancur.
Properti mewah ini dikenal sering diinapi selebriti seperti Madonna, Beyonce, Mick Jagger dan Rihanna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News