Melalui akun Twitter, Petro mengatakan bahwa dia telah menghapus tweet-nya yang mengumumkan soal penyelamatan keempat anak itu. Ia juga menyampaikan permintaan maaf atas kekeliruan informasi tersebut.
“Saya minta maaf atas apa yang terjadi. Pasukan militer dan komunitas pribumi akan melanjutkan pencarian yang tak kenal lelah untuk memberi negara berita yang ditunggu-tunggu,” katanya.
Diketahui, sebanyak tiga orang dewasa termasuk pilot meninggal akibat kecelakaan itu. Pemerintah pun telah mengerahkan lebih dari 100 tentara dengan anjing pelacak untuk mencari anak-anak yang hilang.
Mereka diketahui sudah hilang selama lebih dari dua minggu sejak pesawat yang mereka tumpangi jatuh di Hutan Amazon pada 1 Mei. Namun, tim penyelamat percaya bahwa anak-anak tersebut, kecuali bayi berusia 11 bulan, tengah berkeliaran di sekitar hutan sejak kecelakaan itu.
"Saat ini tidak ada prioritas lain selain maju dengan pencarian sampai menemukan mereka. Kehidupan anak-anak adalah hal yang paling penting,” ujar Petro.
Sementara itu, pada hari Rabu lalu, Petro mengumumkan sebuah kabar yang menakjubkan bahwa keempat anak hilang itu telah ditemukan. Namun, kabar tersebut justru disambut dengan skeptis oleh masyarakat.
Pasalnya, dia tidak menjelaskan secara rinci mengenai lokasi serta cara anak-anak itu diselamatkan. Terlebih, Petro juga tidak mengungkapkan lebih lanjut bagaimana cara anak-anak itu bisa bertahan hidup sendirian di hutan.
"Sukacita untuk negara," tulisnya di Twitter.
Di tengah kebingungan yang meluas, pihak militer juga belum berkomentar sejak pengumuman Petro pada hari Rabu.
Nenek dari anak-anak, Fidencio Valencia mengatakan ada harapan bahwa korban akan ditemukan hidup karena "mereka terbiasa berada di hutan". Anak-anak itu diketahui berasal dari wilayah Witoto yang dikenal hidup selaras dengan hutan.
Dia mengatakan bahwa mereka mungkin bersembunyi karena merasa takut. Kepada siaran berita televisi, Valencia menyampaikan bahwa "energi pribumi" akan membantu penyelamat menemukan mereka.
Tanda-tanda masih hidup
Institut Kesejahteraan Keluarga pemerintah mengatakan bahwa mereka telah menerima "informasi dari wilayah setempat yang mengonfirmasi kontak dengan keempat anak". Dalam laporannya, disampaikan bahwa "anak-anak telah ditemukan dalam kondisi hidup serta dalam keadaan sehat".Namun, pihak agensi justru menyatakan bahwa militer belum dapat "membangun kontak resmi" karena kondisi cuaca yang buruk serta medan yang tidak mudah dicapai. Akibatnya, mereka sulit untuk melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan.
Pemilik pesawat yang jatuh, Avianline Charters, mengatakan bahwa pihaknya telah memperoleh informasi seputar anak-anak tersebut dari salah satu pilot di area pencarian. Menurut informasi dari pilot, anak-anak telah ditemukan dan mereka sedang dibawa dengan perahu di hilir.
Namun, perusahaan juga mengatakan bahwa tidak ada konfirmasi lebih lanjut bahwa anak-anak telah bebas dari bahaya. Terlebih, kondisi cuaca yang buruk dan badai petir juga berisiko membahayakan keselamatan mereka.
Di sisi lain, angkatan bersenjata mengatakan bahwa mereka telah memaksimalkan upaya pencarian setelah tim penyelamat menemukan "tempat berlindung yang dibangun dengan cara improvisasi dengan tongkat dan cabang". Hal ini pun membuat mereka semakin percaya bahwa ada korban yang selamat dalam insiden tersebut.
Akses yang sulit
Meskipun upaya pencarian telah dimaksimalkan, nyatanya tim penyelamat masih menghadapi sejumlah tantangan di lapangan. Pohon raksasa setinggi 40 meter serta hujan lebat membuat upaya pencarian korban menjadi sulit.Tim penyelamat telah mengerahkan sebanyak tiga helikopter untuk mencari korban. Salah satu helikopter pun dipasang dengan rekaman suara nenek korban yang meminta anak-anak untuk berhenti bergerak di sekitar hutan.
Di sisi lain, pihak berwenang juga belum memberitahu penyebab pasti kecelakaan pesawat. Namun, menurut badan tanggap bencana Kolombia, pilot sempat melapor soal masalah mesin sebelum pesawat menghilang dari radar.
Diketahui, wilayah tersebut memiliki akses jalanan yang sangat minim serta sulit dilewati dengan sungai. Maka dari itu, transportasi pesawat pun diperlukan untuk mempermudah akses masyarakat. (Arfinna Erliencani)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News