Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva. Foto: Medcom.id/Marcheilla Ariesta
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva. Foto: Medcom.id/Marcheilla Ariesta

Dubes Rusia Tegaskan Putin Tidak Membunuh Pengkritik Terbesarna, Navalny

Marcheilla Ariesta • 21 Februari 2024 17:24
Jakarta: Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva menegaskan, tidak ada untungnya bagi Negeri Beruang Merah untuk membunuh pemimpin oposisi Alexei Navalny. Pengkritik nomor satu itu meninggal dalam penahanan di penjara.
 
Menurutnya, kematian Navalny di penjara disebabkan karena sakit yang diderita. Bukan karena dibunuh Presiden Vladimir Putin.
 
Vorobieva menuturkan, kematian Navalny dibesar-besarkan media Barat, jelang pemilu Rusia pada 15-17 Maret mendatang.

“Apapun yang terjadi padanya selalu dibesar-besarkan media Barat. Mereka tidak memberitakan bahwa dia dipenjara karena korupsi, ia mencuri uang dari sebuah perusahaan besar,” terang Lyudmila.
 
Baca: Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Meninggal di Penjara.

Ia menjelaskan, Navalny adalah seorang pebisnis. Dia pernah ditangkap, dan kemudian menjadi oposisi.
 
Lagipula, kata Lyudmila, penangkapannya juga kontroversial karena ia dilaporkan sempat diserang dengan racun Novichok. Menurut Dubes Rusia ini, racun tersebut adalah senjata pemusnah massal.
 
“Untuk apa Rusia pakai senjata pemusnah massal demi menghabisi satu orang? Jika benar pakai Novichok, bukan hanya Navalny yang kena, namun satu kota tempat dia berada bisa terkena dampaknya,” ujar Lyudmila.
 
“Lagipula dia tidak mati (saat dilaporkan diracun Novichok), apakah hal tersebut masuk akal? Itu hanya digunakan untuk memojokkan Rusia,” sambungnya.
 
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny meninggal dalam penjara pada Jumat 16 Februari 2024. Navalny ditahan di koloni penjara Arktik tempat dia menjalani hukuman 19 tahun.
 
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa lembaga pemasyarakatan Rusia telah melakukan semua pemeriksaan terkait kematian Navalny, namun menambahkan bahwa dia tidak memiliki informasi mengenai masalah tersebut.
 
Navalny, 47 tahun, salah satu pengkritik Putin yang paling menonjol dan gigih, ditahan di penjara sekitar 64 kilometer sebelah utara Lingkaran Arktik dan dijatuhi hukuman 19 tahun di bawah ‘rezim khusus’. Dalam video dari penjara pada Januari, dia tampak kurus dengan kepala dicukur.
 
Kremlin mengatakan, tidak memiliki informasi mengenai penyebab kematiannya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan