New York: Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak semua pihak untuk mundur dari konflik besar-besaran di Timur Tengah. Desakan ini terjadi setelah serangan balasan pesawat tak berawak dan rudal Iran terhadap Israel pada akhir pekan.
Iran meluncurkan lebih dari 300 amunisi ke Israel, termasuk rudal balistik dan jelajah, serta drone peledak.
Hampir semuanya dicegat oleh Israel dan negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), Yordania, dan Inggris.
“Masyarakat di kawasan ini sedang menghadapi bahaya nyata berupa konflik berskala penuh yang menghancurkan,” kata Guterres memperingatkan Dewan Keamanan PBB di New York, dilansir The National, Senin, 15 April 2024.
“Baik kawasan ini maupun dunia tidak mampu menanggung lebih banyak perang,” lanjut Guterres.
Serangan balasan Iran ini merupakan peningkatan signifikan dari krisis yang berkelanjutan di Timur Tengah.
Guterres menyerukan deeskalasi dan pengendalian diri semaksimal mungkin, dengan mengatakan bahwa sangat penting untuk menghindari “tindakan apa pun yang dapat mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di berbagai bidang di Timur Tengah”.
Iran melancarkan serangan balasan tersebut setelah serangan terhadap kompleks kedutaan besarnya di Suriah pada 1 April, yang menewaskan dua komandan penting Korps Garda Revolusi Islam dan menyusul bentrokan selama berbulan-bulan antara Israel dan sekutu regional Teheran sejak perang di Gaza dimulai.
Ini terjadi setelah puluhan tahun permusuhan antara kedua negara dan merupakan pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer langsung terhadap Israel.
Gilad Erdan, duta besar Israel untuk PBB, mendesak dewan keamanan PBB tersebut untuk menjatuhkan “semua sanksi yang mungkin” terhadap Iran, dan tindakan lainnya.
“Hari ini dewan harus mengambil tindakan. Mengecam Iran atas teror mereka. Memicu mekanisme snapback dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan,” katanya.
Erdan juga menyerukan agar IRGC ditetapkan sebagai organisasi teroris.
Di komputer tablet, pejabat Israel memutar video yang dia klaim menunjukkan Israel mencegat pesawat tak berawak Iran di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem, situs paling suci ketiga dalam Islam.
“Ini, lihatlah,” katanya sambil menunjukkan tablet itu kepada Amir Saeid Iravani, duta besar Iran untuk PBB, yang sedang duduk di seberang meja tapal kuda di ruang Dewan Keamanan.
Irawani mengulangi pernyataan Teheran bahwa mereka tidak menginginkan eskalasi atau perang di wilayah tersebut, namun menggunakan “hak yang melekat untuk membela diri” dalam serangannya terhadap Israel.
“Dewan Keamanan gagal dalam tugasnya menjaga perdamaian dan keamanan internasional setelah serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus bulan ini,” kata Iravani.
“Oleh karena itu, Teheran tidak punya pilihan selain merespons,” lanjutnya.
Rusia sebelumnya mengusulkan pernyataan media untuk mengecam serangan terhadap gedung diplomatik Iran di Damaskus.
Proposal tersebut didukung oleh Tiongkok dan Aljazair tetapi diblokir oleh AS, Inggris, dan Prancis.
Utusan Iran juga menekankan bahwa Teheran tidak berniat terlibat konflik dengan AS di kawasan.
“Kami menunjukkan komitmen kami terhadap perdamaian dengan menahan diri dalam melibatkan Angkatan Darat AS dalam mencegat drone dan rudal Iran yang ditujukan untuk sasaran militer di wilayah pendudukan Palestina,” katanya.
Namun, Irravani memperingatkan bahwa jika AS memulai operasi militer terhadap Iran, warga negaranya, atau keamanan dan kepentingannya, Teheran akan menggunakan hak yang dimilikinya untuk merespons secara proporsional.
Guterres mengingatkan negara-negara anggota mengenai kewajiban mereka berdasarkan Piagam PBB, yang melarang penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara mana pun.
Dia menekankan pentingnya menghormati tempat dan personel diplomatik yang tidak dapat diganggu gugat, dan merujuk pada kecamannya atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus.
Wakil Duta Besar AS Robert Wood mengatakan “tindakan sembrono” Iran menimbulkan ancaman tidak hanya bagi masyarakat Israel, tetapi juga bagi negara-negara anggota PBB lainnya di kawasan, termasuk Yordania dan Irak.
Wood menambahkan, Dewan Keamanan mempunyai kewajiban untuk tidak membiarkan tindakan Iran “tidak dijawab”.
“Dalam beberapa hari mendatang, dan melalui konsultasi dengan negara-negara anggota lainnya, Amerika Serikat akan menjajaki langkah-langkah tambahan untuk meminta pertanggungjawaban Iran di PBB,” katanya.
Wood mengatakan, Washington tidak menginginkan eskalasi tetapi memperingatkan bahwa jika Iran atau proksinya melancarkan tindakan terhadap AS atau Israel, Teheran “akan bertanggung jawab”.
Baca juga: Serangan Balasan Selesai, Iran Peringatkan Israel untuk Tak Membalas Lagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di