Rudal balistik interkontinental Yars milik Rusia yang diluncurkan dalam sebuah uji coba. Foto: AFP
Rudal balistik interkontinental Yars milik Rusia yang diluncurkan dalam sebuah uji coba. Foto: AFP

Rusia Gencar Latihan Serangan Nuklir Balasan Dalam Skala Besar

Medcom • 26 Oktober 2023 18:07
Moskow: Melalui pernyataan Kremlin pada Rabu, 25 Oktober 2023, Rusia mengklaim telah menguji kemampuannya untuk mengaktifkan serangan nuklir balasan dalam skala besar melalui darat, laut, dan udara.
 
Latihan tersebut meliputi uji coba peluncuran rudal dari silo di darrat, kapal selam nuklir, serta pesawat pengebom jarak jauh dilaksanakan ketika Moskow terjebak dalam perselisihan ekksistensial dengan Barat terkait Ukraina.
 
Sejak krisis rudal Kuba pada tahun 1962, Rusia mengalami ketegangan tingkat tertinggi dengan Ukraina kemudian segera mencabut ratifikasi perjanjian larangan  uji coba nuklir adar sejalan dengan Amerika Serikat.

“Peluncuran praktis rudal balistik dan jelajah dilakukan selama pelatihan tersebut,” terang Kremlin, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 26 Oktober 2023.
 
Menurut TV pemerintah, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu melaporkan sebuah video dalam tautan kepada Putin terkait latihan tersebut. Latihan itu dianggap sebagai ‘serangan nuklir dalam skala besar’ sebagai tindak lanjut terhadap serangan nuklir agresor.
 
Rudal balistik antarbenua, Yars, diluncurkan dari lokasi uji coba menuju target di timur jauh Rusia. Kapal selam bertenaga nuklir meluncurkan rudal balistik dari Laut Barents, sedangkan pembom jarak jauh Tu-95MS melakukan uji coba rudal jelajah yang dilepaskan dari udara.
 
“Dalam peristiwa tersebut, tingkat kesiapan otoritas komando militer dan keterampilan staf senior dan operasional dalam mengorganisir pasukan (pasukan) bawahan diuji,” ujar Kremlin.
 
Kementrian Pertahanan merilis video latihan yang berisi rudal berbasis darat dan kapal selam melesat ke langit malam, serta pesawat pembom bertenaga nuklir lepas landas dari bandara saat kondisi gelap.
 
Latihan ini digelar untuk menguji triad nuklir Rusia dari waktu ke waktu. Sementara Amerika Serikat juga melakukan latihan nuklir secara rutin.
 
Meski Rusia telah melakukan deratifikasi, mereka tidak berniat untuk membatalkan moratorium uji coba nuklir tahun 1992 yang seirama dengan Perjanjian Larangan Uji Coba Komperehensif (CTBT) yang telah ditandatangani oleh Rusia.
 
Moskow hanya akan melanjutkan uji coba semacam itu. Bagi para ahli, hal ini menunjukkan eksistensi Rusia dan mencoba memberikan ketakutan pada Barat.
 
Satu-satunya alasan Rusia membatalkan pengunduran diri dari CTBT ialah untuk menyesuaikan diri dengan Washington yang turut menandatangani itu tapi belum pernah meratifikasi dokumennya. (Abdurrahman Addakhil)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan