Diketahui pelaku yang merupakan berusia 19 tahun dan sahabat dari keluarga itu berhasil ditangkap.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutuk pembunuhan massal sebuah keluarga Ottawa yang baru saja pindah dari Sri Lanka itu. Dia menyebutnya sebagai tindakan “kekerasan yang mengerikan”.
Komentar Trudeau pada Kamis 7 Maret 2024 muncul beberapa jam setelah sebuah keluarga dan kenalan mereka terbunuh dalam penikaman larut malam di Barrhaven, pinggiran Ottawa.
Para korban termasuk seorang wanita berusia 35 tahun dan keempat anaknya, berusia tujuh, empat, dua dan dua bulan. Seorang teman keluarga berusia 40 tahun juga tewas.
Serangan ini bergema di seluruh Kanada, yang, tidak seperti tetangganya di bagian selatan, Amerika Serikat, jarang mengalami serangan yang memakan korban jiwa secara massal. Hanya ada 14 pembunuhan di Ottawa, kota berpenduduk satu juta jiwa, pada tahun 2023. Tahun sebelumnya, jumlahnya hanya 15.
“Jelas, reaksi pertama kami adalah keterkejutan dan kengerian atas kekerasan yang mengerikan ini,” kata Trudeau kepada wartawan, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat 8 Maret 2024.
“Kami berharap masyarakat dapat memberikan dukungan kepada keluarga dan teman-temannya, seperti yang selalu dilakukan masyarakat Kanada. Dan kami berharap polisi di wilayah yurisdiksi kami akan melakukan tugasnya dan terus memberi tahu kami tentang tragedi mengerikan ini,” imbuh Trudeau.
Motif pembunuhan tersebut belum jelas, meskipun polisi mengatakan Febrio De-Zoysa, 19 tahun, seorang pelajar dari Sri Lanka, telah ditangkap dan didakwa dengan enam tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu percobaan pembunuhan.
Polisi mengatakan, De-Zoysa adalah seorang kenalan yang tinggal bersama keluarga tersebut tetapi tidak memiliki kontak sebelumnya dengan penegak hukum.
Tindakan tidak masuk akal
Kepala polisi Ottawa Eric Stubbs mengatakan, dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, bahwa keluarga tersebut ditemukan di dalam sebuah rumah setelah pihak berwenang menanggapi panggilan darurat sesaat sebelum pukul 23.00 waktu setempat pada Rabu 6 Maret 2024.Suami dari ibu berusia 35 tahun yang tewas dalam serangan itu terluka, namun selamat dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stabil. De-Zoysa ditangkap di tempat kejadian.
Stubbs mengatakan “senjata tajam” digunakan dalam pembunuhan tersebut.
“Ini adalah tindakan kekerasan tidak masuk akal yang dilakukan terhadap orang-orang yang tidak bersalah,” katanya.
Di media sosial, Wali Kota Ottawa Mark Sutcliffe menyebut serangan itu sebagai “salah satu insiden kekerasan paling mengejutkan dalam sejarah kota kami”.
Pembunuhan massal relatif jarang terjadi di Kanada, yang berpenduduk lebih dari 38 juta jiwa. Namun, pada tahun 2022 terjadi dua serangan yang menonjol. Pada Desember tahun itu, seorang pria menembak lima orang di pinggiran kota Toronto sebelum ditembak mati oleh polisi.
Beberapa bulan sebelumnya, pada bulan September, seorang pria juga menikam dan membunuh 11 orang di provinsi barat Saskatchewan. Dia meninggal karena overdosis kokain tak lama setelah ditangkap.
Tingkat serangan semacam itu jauh lebih rendah dibandingkan di AS, yang berpenduduk 331 juta jiwa. Pada tahun 2023, terdapat 42 pembunuhan massal, yang didefinisikan sebagai insiden yang menewaskan empat korban atau lebih, menurut database pembunuhan massal Universitas Northeastern.
Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi kedua di AS sejak tahun 2006, tahun ketika database tersebut mulai melacak pembunuhan massal. Pada tahun 2019, terjadi 46 serangan dan menyebabkan 234 korban tewas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id