Paus Fransiskus berbicara dalam kegiatan rutin di Vatikan. (AFP)
Paus Fransiskus berbicara dalam kegiatan rutin di Vatikan. (AFP)

Fransiskus: Ukraina Harus Berani Kibarkan 'Bendera Putih' untuk Akhiri Perang

Willy Haryono • 10 Maret 2024 11:18
Vatikan: Paus Fransiskus mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Ukraina harus memiliki apa yang disebutnya sebagai keberanian mengibarkan "bendera putih" untuk merundingkan diakhirinya perang dengan Rusia. Perang antar kedua negara sudah berlangsung dua tahun lalu, dan belum juga berakhir hingga saat ini.
 
Mengutip dari India Today, Minggu, 10 Maret 2024, Fransiskus menyampaikan komentarnya dalam sebuah wawancara yang direkam bulan lalu dengan stasiun televisi Swiss RSI, jauh sebelum ada tawaran terbaru dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat lalu.
 
Erdogan menawarkan Turki untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak antara Ukraina dan Rusia guna mengakhiri perang. Tawaran disampaikan usai Erdogan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istanbul.

Zelensky mengatakan meski menginginkan perdamaian, dirinya tidak akan menyerahkan wilayah mana pun kepada Rusia.
 
Proposal perdamaian Zelensky menyerukan penarikan pasukan Rusia dari seluruh wilayah Ukraina dan pemulihan perbatasan negar. Rusia mengaku tidak mau terlibat dalam perundingan perdamaian jika Ukraina masih mengajukan syarat seperti itu.
 
Zelensky belum menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Fransiskus.

'Bendera Putih'

Hadir dalam wawancara dengan RSI, Fransiskus ditanya mengenai pendiriannya mengenai perdebatan antara mereka yang mengatakan Ukraina harus menyerah, dan mereka yang mengatakan bahwa hal tersebut hanya akan melegitimasi tindakan pihak terkuat. Pewawancara menggunakan istilah "bendera putih" dalam pertanyaannya.
 
Dalam konflik atau peperangan, istilah 'Bendera Putih' merujuk pada menyerah kepada lawan.
 
"Itu adalah satu penafsiran, dan itu benar," kata Fransiskus, menurut transkrip awal wawancara dan sebagian video yang tersedia pada Sabtu kemarin. Wawancara ini akan disiarkan pada 20 Maret mendatang.
 
"Tetapi saya pikir pihak terkuat adalah mereka yang melihat situasi, memikirkan rakyat dan memiliki keberanian untuk mengibarkan bendera putih dan bernegosiasi," sambungnya, seraya menambahkan bahwa perundingan harus dilakukan dengan bantuan kekuatan internasional.

Keberanian Bernegosiasi

"Bernegosiasi adalah sebuah kata yang berani. Ketika Anda melihat bahwa Anda dikalahkan, bahwa segala sesuatunya tidak berjalan baik, Anda harus berani bernegosiasi," tutur Fransiskus.
 
Ini merupakan pertama kalinya Fransiskus menggunakan istilah "bendera putih" atau "kalah" dalam membahas perang di Ukraina, meski ia sebelumnya pernah berbicara mengenai pentingnya negosiasi.
 
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan Fransiskus memahami istilah "bendera putih" yang diucapkan pewawancara, dan menggunakannya "untuk menunjukkan penghentian permusuhan (dan) gencatan senjata yang dicapai dengan keberanian negosiasi."
 
Tahun lalu, Fransiskus yang berusia 87 tahun mengirim utusan perdamaian, Kardinal Matteo Zuppi dari Italia, ke Kyiv dan Moskow serta Washington untuk berdialog dengan pemimpin di ketiga negara tersebut.
 
Baca juga:  Abaikan Israel, Paus Fransiskus Doakan Perdamaian di Palestina dan Ukraina
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan