Mereka dibawa kembali dalam operasi bersama dengan Denmark, yang memulangkan tiga perempuan dan 14 anak-anak.
Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Mass mengatakan, para perempuan itu kini ditahan dan menghadapi penyelidikan kriminal.
Dilansir dari BBC, Kamis, 7 Oktober 2021, ratusan orang Eropa yang bergabung dengan ISIS berada di kamp-kamp yang dikelola Kurdi di Suriah utara. Mereka dipindahkan ke sana bersama ribuan lainnya yang mengungsi setelah ISIS dinyatakan kalah teritorial di Suriah dan Irak pada Maret 2019.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan, para perempuan dan anak-anak itu tiba di bandara Frankfurt pada Rabu malam waktu setempat. Maas mengatakan 'senang' mereka kembali ke Jerman, tapi para ibu harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Baca juga: Sempat Kabur, Mantan Sekretaris Kamp Kematian Nazi Ditangkap
"Anak-anak tidak bertanggung jawab atas situasi mereka," tutur Maas.
Ia mengatakan, bahwa anak-anak mantan ISIS itu membutuhkan perlindungan.
Banyak orang Eropa di kamp-kamp Suriah dicurigai sebagai istri dan anak-anak militan ISIS. Kelompok hak asasi manusia mendesak pemerintah untuk mengambil kembali warganya.
Alasannya, meninggalkan perempuan dan anak-anak di kamp menempatkan mereka pada risiko penyakit dan radikalisasi.
Pada Desember lalu, Jerman bersama-sama dengan Finlandia memulangkan lima dan 18 anak-anak dari Suriah. Sementara Belgia membawa pulang enam perempuan dan 10 anak pada Juli lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News