Aksi protes gerakan Black Lives Matter pada 2020 di Bristol berujung pada diturunkannya sejumlah patung perbudakan. Melihat hal tersebut, otoritas London pun membentuk sebuah gugus tugas untuk mengkaji kembali keberadaan patung-patung era kolonial.
Baca: Patung Pedagang Budak Inggris Dirobohkan Pedemo Antirasisme
Korporasi Kota London, otoritas yang menangani distrik finansial di ibu kota Inggris, telah melakukan pemungutan suara pada Kamis kemarin mengenai penyingkiran patung era kolonial. Patung yang akan disingkirkan adalah patung William Beckford dan John Cass, dua tokoh yang meraup keuntungan dari perdagangan budak di masa lalu.
"Para anggota memandang bahwa disingkirkannya patung-patung terkait perbudakan merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan menuju kota yang lebih inklusif dan beragam," ucap kepala Korporasi Kota London, Catherine McGuinness, dilansir dari laman The National pada Sabtu, 23 Januari 2021.
William Beckford adalah mantan Wali Kota London. Ia meraup banyak keuntungan dari sejumlah perkebunan miliknya di Jamaika yang menggunakan tenaga budak.
Sementara John Cass adalah mantan anggota parlemen dan tokoh penting di Royal Afrika Company yang memfasilitasi perdagangan budak lintas Atlantik.
Sebelumnya pada pekan ini, muncul sebuah aturan baru di Inggris yang mengatur mengenai penyingkiran patung. Dalam aturan itu disebutkan bahwa patung-patung hanya akan disingkirkan "dalam situasi yang sangat khusus."
Di bawah aturan itu, jika suatu otoritas lokal di Inggris berusaha menyingkirkan objek-objek sejarah, maka keputusan final akan berada di tangan Menteri Urusan Masyarakat Robert Jenrick.
Jenrick pernah berkata bahwa Inggris sebaiknya tidak perlu untuk merevisi masa lalunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News