MHRA membuat keputusan itu setelah dua perawat National Health Service (NHS) mengalami reaksi anafilaktoid setelah menerima suntikan pada Selasa, 8 Desember 2020. Reaksi anafilaktoid adalah reaksi alergi parah yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, pembengkakan wajah dan lidah, serta pusing, di antara gejala lainnya.
Baca: Hari Shukla, Keturunan Asia Pertama Penerima Vaksin Covid-19 Inggris
Kedua perawat itu dikatakan memiliki riwayat bereaksi terhadap vaksin dan diberi injeksi otomatis adrenalin. Direktur Medis Nasional NHS mengatakan kedua perawat pulih usai mendapat suntikan itu.
“MHRA telah menyarankan dengan dasar kehati-hatian bahwa orang dengan riwayat reaksi alergi yang signifikan tidak menerima vaksinasi ini setelah dua orang dengan riwayat reaksi alergi yang signifikan merespons secara negatif kemarin,” kata Powis, seperti dikutip Euronews, Kamis, 10 Desember 2020.
Untuk mencegah hal ini, pihak Pfizer meminta ada fasilitas resusitasi atau pertolongan pertama dalam vaksinasi. Inggris menjadi negara pertama yang mengotorisasi vaksin Pfizer-BioNtech untuk penggunaan darurat. Sebanyak 40 juta dosis untuk 20 juta warga bakal diberikan.
Pemerintah Inggris hanya akan mengimunisasi orang yang berusia di atas 16 tahun, dengan sekitar 55 juta orang di Inggris Raya di atas kelompok usia ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News