"Prancis adalah negara yang hebat, warga Muslim tidak dianiaya. Malah mereka bebas membangun masjid dan menjalankan ibadah," kata Dewan tersebut, dilansir dari AFP, Selasa, 27 Oktober 2020.
Macron berencana memperketat pengawasan aktivitas sekolah agama di Prancis, dan juga mengawasi pendanaan asing terhadap masjid-masjid di Prancis. Rencana disampaikan dalam upaya Macron mencegah terjadinya aksi terorisme yang pernah melanda kantor Charlie Hebdo pada 2015.
Mengenai pemenggalan seorang guru yang belum lama ini terjadi di Paris, Macron menyebutnya sebagai "serangan teroris Islamis."
Ocehan Macron menuai kecaman dari dunia internasional, terutama negara-negara Islam. Bahkan, negara-negara seperti Qatar, Kuwait, Yordania, dan Turki memboikot produk Prancis.
Kepala CFCM Mohammed Moussaoui, mendesak Muslim Prancis untuk membela kepentingan bangsa dalam menghadapi protes internasional.
"Kami tahu protes ini untuk membela Islam dan Muslim Prancis, tapi kami mendesak mereka untuk bersikap rasional," tuturnya.
Ia tidak ingin ada perpecahan akibat protes tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id