Penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad itu dilakukan untuk menandai dimulainya persidangan minggu ini, terhadap individu yang diduga menjadi aki tangan dalam serangan itu.
"Kami tidak akan pernah tidur. Kami tidak akan pernah menyerah," tulis Direktur Laurent "Riss" Sourisseau dalam tajuk rencana penerbitan ulang kartun tersebut dalam edisi terbarunya, seperti dikutip AFP, Selasa 1 September 2020.
Namun tidak diketahui kapan waktu pasti penerbitan ulang kartun yang dianggap kontroversial itu. Dalam Islam, dilarang untuk menggambarkan citra Nabi Muhammad dalam bentuk apapun.
Sebanyak 12 orang, termasuk beberapa kartunis paling terkenal di Prancis, terbunuh pada 7 Januari 2015, ketika Said dan Cherif Kouachi melakukan serangan terhadap tabloid tersebut.
Laporan menyebutkan mereka mengatakan kepada pihak berwenang, "Ingin mati sebagai martir". Pihak berwenang Prancis juga menangkap 16 orang yang diduga memiliki keterlibatan dengan insiden penyerangan di Paris.
Selain itu, mereka yang ditangkap juga memiliki kaitan dengan Amedi Coulibaly, yang menembak mati empat sandera dan seorang anggota polisi. Coulibaly, Kouachi bersaudara tewas ketika terjadi drama penyanderaan di kantor Charlie Hebdo.
Menurut keterangan, Cherif Kouachi sempat menetap di Yaman pada 2011. Selama di Yaman dirinya diduga melakukan kontak dengan kelompok Al Qaeda setempat.
Selain itu, Kouachi memiliki kaitan dengan Coulibaly. Sebelumnya, Coulibaly mengaku memiliki kaitan dengan kelompok Islamic State (ISIS) di Suriah dan Irak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News