Memasuki edisi yang ke-4, Indonesia Now 2022 menjadi forum terbuka bagi publik untuk berbagi informasi dan bertukar pandangan yang didedikasikan khusus tentang perkembangan terkini di Indonesia pada tataran domestik, bilateral, regional dan internasional, serta berbagai isu yang menjadi perhatian bersama kedua negara.
Dubes Indonesia untuk Belanda, Mayerfas, menyambut baik penyelenggaraan Indonesia Now yang menunjukkan signifikansi Indonesia bagi pemerintah dan masyarakat Belanda dalam kerangka memajukan hubungan kedua negara sekaligus dalam menghadapi tantangan global.
"Hubungan Indonesia-Belanda yang unik dilatarbelakangi sejarah panjang merupakan modalitas untuk dapat maju bersama mengatasi krisis global melalui kolaborasi dan kerja sama," ucap Dubes Mayerfas, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Sabtu, 3 Desember 2022.
"Dalam konteks ini, masyarakat kedua negara dapat memanfaatkan forum ‘Indonesia Now’ sebagai platform untuk saling bertukar pandangan secara terbuka, saling belajar, dan bersama-sama menuju masa depan yang lebih baik," sambungnya, berharap forum dialog ini dapat terus diadakan secara rutin.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menlu Belanda, Wopke Hoekstra, juga turut memberikan sambutan melalui pesan video yang ditayangkan di sesi pembukaan.
Menggarisbawahi keberhasilan presidensi G20 Indonesia, Menlu Retno menyampaikan bahwa pengalaman tersebut dapat menjadi panduan hubungan bilateral Indonesia-Belanda. Ia mengemukakan tiga dimensi kolaborasi kedua negara, yaitu: mempromosikan paradigma multilateralisme yang didasarkan pada kedaulatan dan penghormatan terhadap hukum internasional; mendorong laju pemulihan ekonomi; serta berinvestasi jangka panjang untuk pembangunan hijau.
Senada dengan Menlu Retno, Menlu Hoekstra juga mendorong agar Belanda dan Indonesia bekerja sama lebih erat ke arah pembangunan hijau dan berkelanjutan, di antaranya di bidang konservasi budaya dan industri kreatif.
Turut pula memberikan sambutan dalam pembukaan adalah Dubes Belanda untuk Indonesia, Direktur Asia dan Oceania Kemenlu Belanda, dan Direktur Dutch Culture.
Pada sesi pleno dihadirkan Kepala Kantor Perwakilan BI London, Farida Peranginangin, Dirjen Amerika dan Eropa Kemenlu RI, Umar Hadi, serta Dubes Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijn.
Farida menjelaskan situasi indikator ekonomi dan finansial Indonesia yang cukup stabil dan resilien dengan latar belakang ekonomi global yang diperkirakan menghadapi resesi atau pelemahan di tahun 2023 dan 2024. Ia menambahkan, Indonesia optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan positif, namun tetap waspada dengan mengedepankan sinergi dan inovasi.
Sementara itu, Dirjen Umar Hadi mengangkat tiga isu pokok, yaitu arsitektur kesehatan global, perubahan iklim, serta transisi energi, sebagai bagian dari komitmen hasil G20 yang perlu tindak lanjut konkret. Lebih lanjut, Umar Hadi kembali menekankan pentingnya kesadaran untuk kerja sama antarnegara dalam konteks bilateral maupun multilateral.
Dubes Lambert Grijn memberikan pengakuan terhadap resiliensi dan capaian kemajuan ekonomi Indonesia sambil soroti isu pemerataan pembangunan. Indonesia juga diharapkan dapat tetap menjadi 'pemain independen' di Kawasan. Secara khusus, pihaknya berharap pembahasan RI-EU CEPA juga dapat segera terselesaikan.
Sesi pleno diikuti diskusi terpumpun terbatas (breakout) yang diadakan secara paralel diselingi kegiatan networking dalam format speed-dating. Isu dan topik yang diangkat yaitu: kerja sama industri kreatif dan desain; peran agama dalam mendorong transisi hijau; pembangunan berkelanjutan di Indonesia—dalam konteks pengembangan Ibu Kota Negara; kerja sama produksi film bersama; kerja sama di bidang investasi; kerja sama terkait koleksi artefak kolonial; dan kolaborasi pendidikan di bidang hukum dan studi terkait.
Seminar satu hari tersebut dihadiri lebih dari 200 orang dari kalangan profesional, akademisi, pekerja seni, pegiat lingkungan, dan anggota berbagai organisasi kemasyarakatan. Sejumlah pejabat pemerintah dan tokoh komunitas masyarakat madani dari pihak Indonesia maupun Belanda menjadi pembicara dan pembahas aktif dalam diskusi.
Hampir semua peserta yang hadir menyampaikan sangat puas dan antusias dengan penyelenggaraan acara. Mereka mengharapkan agar forum diskusi semacam dapat diadakan secara rutin dengan isu-isu yang menjadi perhatian bersama kedua negara.
Baca: Peringatan 1 Abad Perhimpunan Indonesia Digelar di Kota Leiden Belanda
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News