Soren Lippert, presenter saluran Denmark TV 2 Nyheder, menunjukkan ke kamera dengan mengangkat gambar monyet saling berpelukan, sementara momen pemain Maroko memeluk ibu mereka ditayangkan di televisi.
Tidak hanya itu, Lippert juga memasukkan kata-kata yang memalukan. "Mereka melakukan ini pada pertemuan keluarga di Qatar dan Maroko, karena mereka begitu dekat satu sama lain," katanya, dilansir dari Siasat.com, Senin, 19 Desember 2022.
Piala Dunia Qatar memang telah menorehkan berbagai cerita, termasuk pencapaian bersejarah bagi timnas Maroko. Bahkan aksi para pemain usai pertandingan menjadi sorotan dan viral di media sosial.
Timnas Maroko didampingi ibu-ibunya dalam pertandingan Piala Dunia, tak melewatkan kesempatan untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang kembali muncul di setiap pertandingan.
Baca juga: Pemain Timnas Sudah Jadi Pahlawan Warga Maroko
Pembawa acara TV Denmark yang memegang gambar monyet, yang menjadi viral dalam waktu singkat, menimbulkan kemarahan di media sosial. Ada yang bilang itu memalukan.
"Masyarakat Eropa sangat rasis, tetapi mereka memiliki masalah besar untuk menerimanya. Mereka menyebut semuanya humor, tetapi sebenarnya mereka mengubah diri mereka menjadi lelucon yang menjijikkan dan seluruh dunia mengolok-olok mereka," tulis jurnalis Austro-Afghanistan, Emran Feroz.
"Media Barat membandingkan orang Arab dengan monyet. Ini adalah apa yang disebut dunia beradab," kata pengguna Twitter lainnya.
Ini bukan pertama kalinya rasisme menargetkan pemain Maroko selama Kejuaraan Dunia di Qatar.
Awal bulan ini, outlet berita Jerman membuat pernyataan kontroversial tentang beberapa pemain Maroko yang membuat tanda “Tauhid” selama pertandingan melawan Portugal. Tauhid adalah tanda yang digunakan oleh umat Islam, dan dilakukan dengan mengangkat jari telunjuk.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News