Menlu Rusia Sergey Lavrov. (AFP)
Menlu Rusia Sergey Lavrov. (AFP)

Menlu Rusia Sebut Konflik di Ukraina Hampir Menjadi Perang Konvensional

Willy Haryono • 24 Januari 2023 08:02
Pretoria: Konflik bersenjata di Ukraina sudah tidak dapat lagi didefinisikan sebagai 'perang hibrida,' kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
 
Pasalnya, menurut dia, negara-negara Barat terus mengintervensi peperangan ini dengan mengirim persenjataan serta peralatan tempur bernilai miliaran dolar untuk mendukung Ukraina.
 
Berbicara dalam kunjungannya ke Afrika Selatan pada Senin, 23 Januari 2023, Lavrov menyebut konflik Rusia-Ukraina saat ini 'hampir' berubah menjadi perang konvensional.

Ia mengatakan peperangan antar negaranya dan Ukraina tidak lagi bersifat 'hibrida' dan dapat dianggap sebagai sesuatu yang "nyaris seperti perang sungguhan."
 
Melansir dari laman LBC.co.uk, Lavrov juga mengatakan bahwa Rusia siap bernegosiasi dengan Ukraina pada bulan-bulan awal perang, tetapi Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya menyarankan Kyiv untuk tidak melakukannya.
 
Pernyataan Lavrov senada dengan yang disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu, bahwa Rusia siap melakukan pembicaraan dengan Ukraina, tetapi sekutu Barat mencegah hal semacam itu.
 
AS dan sekutu lainnya menuduh Rusia tidak serius bernegosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang akan menginjak peringatan satu tahun pada Februari mendatang.
 
"Seperti diketahui sebelumnya, kami mendukung usulan pihak Ukraina untuk bernegosiasi di awal operasi militer khusus, dan pada akhir Maret (2022), kedua delegasi menyepakati prinsip untuk menyelesaikan konflik ini," kata Lavrov.
 
"Dan sudah diketahui serta dipublikasikan secara terbuka sebelumnya, bahwa rekan kami dari Amerika, Inggris, dan beberapa negara Eropa mengatakan kepada Ukraina bahwa terlalu dini untuk bersepakat, dan pembicaraan mengenai hal tersebut sudah tidak pernah lagi ditinjau oleh rezim Kyiv," lanjutnya.
 
Rusia telah berulang kali menolak tuntutan Ukraina dan Barat untuk menarik diri sepenuhnya dari Ukraina sebagai syarat memulai negosiasi. Presiden AS Joe Biden telah mengindikasikan bahwa dirinya bersedia berbicara dengan Putin jika pemimpin Rusia itu menunjukkan keseriusan untuk mengakhiri invasi.
 
Lavrov berada di Pretoria dalam melakukan pembicaraan dengan Menlu Afrika Selatan Naledi Pandor, di saat Rusia mendorong untuk memperkuat hubungan dengan negara paling maju di benua Afrika.
 
Afrika Selatan dipandang sebagai negara paling signifikan dari beberapa lainnya di Afrika. Sejak awal invasi, Afrika bersikap netral dan menolak mengecam tindakan Rusia di Ukraina. AS dan mitra-mitra Barat lainnya kecewa dengan Afrika Selatan, yang juga memandangnya sebagai negara krusial di benua Afrika.
 
Baca juga:  Menlu Rusia: NATO dan Uni Eropa ‘Lancang’, Perlu Disadarkan
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan