"AS sudah mulai mencoba segera mencari cara untuk sepakat dengan negara yang sebelumnya mereka jatuhi larangan sepihak. AS bersiap untuk berdamai dengan Iran dan Venezuela dan segera tandatangani perjanjian," kata Putin dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, Selasa, 15 Maret 2022.
Per Desember 2021, rata-rata impor minyak mentah dari Rusia ke AS hanya mencapai 3 persen menurut data pusat informasi energi AS. Berbeda dengan AS, negara Uni Eropa lebih bergantung pada Rusia.
"40 persen gas alam dan 25 persen minyak Eropa diperoleh dari Rusia. 27 pemimpin Uni Eropa sepakat untuk berhati-hati dalam melepaskan diri dari ketergantungan energi ke Rusia," kata jurnalis VOA, Virginia Gunawan.
Melonjaknya harga bensin di AS mendesak Presiden AS Joe Biden untuk menjumpai Arab Saudi. Namun menurut laporan, upaya ini ditolak Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Hubungan AS dan Mohammed bin Salman merenggang lantaran pembunuhan dan mutilasi kontributor Washington Post Jamal Khashoggi 2018 silam. Namun Biden berjanji mengasingkan sang Putra Mahkota.
Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyangkal telah ditolak Arab Saudi dan menyebut adanya harapan dari Uni Emirat Arab (UEA).
"Ada pengumuman terkini dimana UEA mendukung peningkatan produksi di Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Ini penting untuk menstabilkan pasar energi global dalam menjamin ketersediaan pasokan energi di seluruh dunia," ucap Antony Blinken.
Meski hubungan Biden dan Putra Mahkota Arab Saudi menegang, namun perwakilan kedua negara bertemu untuk upaya negosiasi di balik layar di Riyadh. Hal itu diutarakan Analis Middle East Institute Brian Katulis.
"Kekhawatiran utamanya ketika harga BBM sangat tinggi. AS mencari kerja sama dengan negara lain, termasuk dari rekan dekat yang mendapat keuntungan melalui kerja sama dan bantuan pertahanan. AS tentu berharap mereka akan berbuat lebih untuk membantu," tutur Brian.
Arab Saudi dihadapkan pada risiko lain jika tidak membantu menurunkan harga BBM. Partai Republik dan Partai Demokrat yang memiliki kendaraan dan enggan membayar mahal harga BBM menurut Brian akan mencari kambing hitam.
"Negara seperti Arab Saudi yang sebelumnya sudah disalahkan karena embargo OPEC pada 1970 silam. Tentu hal ini akan sangat mudah terulang," ungkap Brian. (Fauzi Pratama Ramadhan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News