Hubungan antara Delhi dan Ottawa memburuk tajam dua minggu lalu ketika Kanada mengangkat kemungkinan keterlibatan pemerintah India dalam pembunuhan Hardeep Singh Nijjar di dekat Vancouver pada bulan Juni.
“Pada saat terjadi ketegangan, karena memang ada ketegangan antara kedua pemerintahan kita, sangat penting bagi para diplomat untuk berada di lapangan,” kata Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly, dilansir dari AFP, Rabu, 4 Oktober 2023.
“Dan itulah mengapa kami percaya akan pentingnya memiliki jejak diplomatik yang kuat di India,” sambung dia.
Sebelumnya, Kanada telah diinstruksikan oleh India untuk memulangkan sekitar 40 diplomat pada 10 Oktober. Joly tidak mau mengkonfirmasi laporan tersebut, dan mengatakan bahwa dialog dengan New Delhi dilakukan “secara pribadi."
“Kami sedang melakukan pembicaraan yang baik dengan pemerintah India,” katanya.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menggambarkan situasi ini sebagai “sangat sulit.”
“Kami tidak ingin melakukan eskalasi. Seperti yang saya katakan, kami akan melakukan upaya penting untuk terus menjalin hubungan konstruktif dengan India,” katanya.
Kementerian Luar Negeri India juga menolak mengomentari laporan tersebut.
Baca juga: India Minta Kanada Tarik Pulang 41 Staf Diplomatik
'Tidak Masuk Akal'
Menggambarkan tuduhan Ottawa atas pembunuhan tersebut sebagai sesuatu yang “tidak masuk akal,” pemerintah India telah menyarankan warga negaranya untuk tidak melakukan perjalanan ke beberapa bagian Kanada dan untuk sementara waktu menghentikan pemrosesan permohonan visa ke Kanada.Michel Juneau-Katsuya, mantan pejabat senior intelijen Kanada, mengatakan Ottawa berada di bawah tekanan untuk mengungkapkan bukti di balik klaim pembunuhan tersebut.
“Kanada berada dalam posisi yang buruk karena kelambanan Trudeau,” katanya.
Kanada adalah rumah bagi sekitar 770.000 penganut Sikh, dengan kelompok vokal yang menyuarakan dukungan untuk pembentukan negara bagian Khalistan yang terpisah di India.
Gerakan separatis Sikh sebagian besar telah mereda di India ketika pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan untuk menumpas pemberontakan pada tahun 1980an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News