Setelah data di kalangan remaja ini keluar, maka uji klinis akan dilanjutkan ke kelompok usia lebih muda, yakni antara 12 hingga 15 tahun.
"Uji klinis pertama terhadap kelompok remaja ini dilakukan di Inggris dan Spanyol," ujar keterangan Johnson & Johnson, dilansir dari laman Outlook India pada Sabtu, 3 April 2021.
"Sementara remaja di Amerika Serikat, Kanada, dan Belanda baru akan menjalani uji klinis setelah Brasil dan Argentina," sambungnya.
Uji klinis Johnson & Johnson di kalangan remaja ini dilakukan untuk menentukan efikasi skema satu dosis maupun dua dosis dari vaksin tersebut. Untuk skema dua dosis, pemberian vaksin diberi jeda antara satu, dua, hingga tiga bulan usai vaksinasi pertama.
Dr Mathai Mammen, kepala peneliti dan pengembangan unit farmasi Janssen, mengatakan bahwa Johnson & Johnson juga akan melakukan uji klinis vaksin Covid-19 di kalangan ibu hamil dan anak-anak.
Awal April lalu, Sebanyak 15 juta dosis vaksin Johnson & Johnson dikabarkan rusak dalam 'kecelakaan pencampuran bahan' di pabrik Baltimore, AS. Kejadian ini menunda pengiriman vaksin covid-19 di Negeri Paman Sam.
Menurut rencana awal, total 100 juta vaksin Johnson & Johnson dijadwalkan tersedia di AS pada akhir Mei hingga awal Juni mendatang.
Baca: 15 Juta Dosis Vaksin Johnson & Johnson Rusak Akibat Salah Campur Bahan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News