“Kami mengkhawatirkan keselamatan para pejabat kami,” kata Zapata pada konferensi pers di ibu kota, Quito, seperti dikutip VOA News, Jumat 1 September 2023.
Penyanderaan massal terjadi sehari setelah ratusan tentara dan petugas polisi melakukan operasi pencarian senjata, amunisi dan bahan peledak di salah satu penjara utama negara itu, di kota Latacunga di Andean di selatan.
SNAI, kantor negara yang membidangi penjara mengatakan, pada hari sebelumnya menyebutkan bahwa penyanderaan adalah pembalasan atas operasi tersebut. Namun pihak berwenang kemudian mengatakan hal itu sebagai protes atas pemindahan narapidana ke penjara lain.
Penjara di Ekuador telah menjadi lokasi pembantaian oleh geng-geng saingan yang memiliki hubungan dengan kartel Kolombia dan Meksiko yang telah menyebabkan kematian lebih dari 430 narapidana sejak tahun 2021, sering kali meninggalkan jejak tubuh yang terbakar dan terpotong-potong.
Negara ini, yang hingga beberapa tahun lalu merupakan surga damai di Amerika Selatan yang terletak di antara produsen kokain terbesar di dunia, Kolombia dan Peru, baru-baru ini mengalami kekerasan karena negara tersebut menjadi pusat perdagangan narkoba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News