"Seharusnya tidak perlu ada tragedi nasional untuk mengingatkan kita akan kekuatan persatuan nasional, namun itulah cara kita benar-benar menghormati mereka yang hilang dalam 11 September," kata Biden kepada sekitar 1.000 personel militer AS di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska.
Joe Biden, Ibu Negara Jill Biden, Wakil Presiden Kamala Harris beserta suaminya Doug Emhoff, dan komandan militer AS berpartisipasi dalam acara terpisah untuk mengenang mereka yang tewas dalam peristiwa 9/11 dan perang di Afghanistan yang terjadi setelahnya.
Pada 11 September 2001, sekelompok pembajak menguasai tiga pesawat dan menabrakkannya ke menara kembar World Trade Center (WTC) di New York dan juga ke kompleks Kementerian Pertahanan AS (Pentagon). Serangan tersebut menewaskan hampir 3.000 orang.
Pesawat keempat jatuh di sebuah lapangan di Pennsylvania, setelah penumpang berhasil mengalahkan para pembajak.
Gelombang Kebencian dan Ekstremisme
Mengutip dari laman Investing, Senin, 11 September 2023, pernyataan disampaikan Biden di Alaska dalam perjalanan pulangnya ke AS dari lawatan lima hari ke India dan Vietnam. Keputusannya untuk mengadakan acara di Alaska, bukan Washington atau New York, merupakan sesuatu yang berbeda dari kebiasaan presiden selama ini.Dengan sisa waktu 14 bulan menjelang pemilu presiden AS 2024, ucapan Biden mengandung pesan politik.
Ia mengecam apa yang disebutnya sebagai "meningkatnya gelombang kebencian, ekstremisme, dan kekerasan politik" di AS. Ada semakin banyak bukti bahwa AS sedang bergulat dengan peningkatan kekerasan politik terbesar dan paling berkelanjutan sejak tahun 1970-an.
"Kita tidak boleh membiarkan diri kita terpecah belah oleh keluhan-keluhan kecil yang dibuat-buat," kata Biden, mengenang persahabatannya dengan John McCain, mendiang pahlawan perang Vietnam dan senator Partai Republik.
Persatuan Nasional
McCain, kata Biden, menempatkan kewajiban terhadap negara "di atas partai, di atas politik, di atas pribadinya sendiri. Hari ini mengingatkan kita, bahwa kita tidak boleh kehilangan rasa persatuan nasional."Harris dan pejabat lainnya bergabung dengan keluarga mereka yang tewas di area Memorial 9/11 di New York, yang dibangun di lokasi runtuhnya sejumlah bangunan.
"Sudah 22 tahun, dan saya masih merasakan hal ini seperti kemarin," kata Sybil Ramsaran, yang putrinya bernama Sarah tewas dalam serangan 9/11.
Turut hadir dalam acara di New York adalah Gubernur Florida Ron DeSantis, kandidat nominasi presiden dari Partai Republik tahun 2024.
Donald Trump, kandidat utama Partai Republik untuk pemilu 2024, mengeluarkan video yang bersumpah "kita tidak akan pernah melupakan" para korban 9/11.
Di seberang Sungai Potomac dari Washington, para pemimpin militer AS mengadakan acara tahunan mereka di Pentagon, dan Jill Biden ikut serta dalam upacara peletakan karangan bunga. Di Shanksville, Pennsylvania, Emhoff meletakkan karangan bunga di memorial United Flight 93.
Serangan 9/11 mendorong Presiden AS kala itu, George W. Bush, untuk melancarkan "perang global melawan teror" yang mencakup serangan militer di Afghanistan untuk menemukan pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden.
Bin Laden berhasil lolos dari penangkapan, hingga akhirnya terbunuh dalam operasi militer AS di kompleks rumahnya di Pakistan pada 2011. Operasi saat itu diperintahkan Presiden Barack Obama.
Tragedi 9/11 adalah serangan terburuk di AS sejak gempuran Jepang di pelabuhan Pearl Harbor, Hawaii di tahun 1941, yang menewaskan setidaknya 2.400 orang.
Baca juga: Warga AS Peringati 22 Tahun Tragedi Serangan 9/11
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News