Menurut laporan saluran televisi GloboNews, kejadian bermula saat pegawai toko memanggil petugas keamanan usai seorang pria kulit hitam mengancam akan menyerang dirinya.
Dalam rekaman video amatir, terlihat beberapa petugas keamanan memukuli seorang pria kulit hitam tersebut hingga tewas. Korban diidentifikasi media lokal sebagai Joao Albertp Silveira Freitas.
Kantor berita G1 melaporkan bahwa menurut analisis awal, institut forensik nasional mengindikasikan bahwa penyebab kematian korban kemungkinan adalah sesak napas.
Dalam sebuah pernyataan resmi pada Jumat kemarin, dikutip dari laman New York Post, unit lokal Carrefour SA menyayangkan peristiwa berutal yang menewaskan seorang pria kulit hitam. Carrefour, waralaba asal Prancis, mengaku sudah mengambil langkah-langkah cepat untuk memastikan pihak yang bertanggung jawab dihukum sesuai pelanggarannya.
Salah satu langkah yang diambil Carrefour adalah memutus kontrak dengan sebuah perusahaan keamanan, memecat petugas keamanan yang terbukti memukuli korban, dan menutup toko tempat terjadinya pemukulan.
Di Porto Alegre, ratusan demonstran memadati jalanan kota pada Jumat malam. Sebagian dari mereka memecahkan kaca di sebuah toko di Carrefour dengan batu, menarik pintu depannya, dan menyerbu masuk ke bangunan tersebut.
Sementara di Rio de Janeiro, sekitar 200 demonstran berkumpul di depan sebuah supermarket Carrefour.
Menurut data pemerintah Brasil pada 2019, etnis kulit hitam di negara tersebut tiga kali lebih besar berpotensi menjadi korban pembunuhan ketimbang etnis lain.
"Kultur kebencian dan rasisme perlu diperangi di sumbernya. Hukum harus dijatuhkan kepada mereka yang mendorong kebencian dan rasisme," ujar Rodrigo Maia, ketua majelis rendah di Kongres Brasil, via Twitter.
Baca: Polisi Tembak Mati Pria Kulit Hitam di Philadelphia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id