Mantan Presiden AS Donald Trump ditemani kedua anaknya Trump Jr dan Ivanka Trump. Foto: AFP
Mantan Presiden AS Donald Trump ditemani kedua anaknya Trump Jr dan Ivanka Trump. Foto: AFP

Donald Trump dan Dua Anaknya Akan Diperiksa Kasus Penipuan

Fajar Nugraha • 18 Februari 2022 19:05
Washington: Seorang hakim Amerika Serikat (AS) mengeluarkan putusan pada Kamis, 17 Februari 2022 bahwa mantan Presiden Donald Trump dan anak-anak tertuanya harus bersaksi di bawah sumpah dalam pengadilan sipil New York. Penyelidikan ini terkait atas dugaan penipuan dalam bisnis keluarganya.
 
Putusan itu menjadi cekal hukum terbaru bagi tokoh berusia 75 tahun itu di tengah menghadapi sejumlah kasus yang berpotensi mempersulit upaya pencalonan kembali ke Gedung Putih pada 2024.
 
Keluarga Trump telah berulang kali mencoba menghentikan penyelidikan oleh Jaksa Agung New York Letitia James. Bulan lalu, James mengatakan telah menemukan ‘bukti signifikan’ dari praktik penipuan atau aktivitas menyesatkan lainnya di Trump Organization.

Setelah lebih dari dua jam argumen lisan, hakim negara bagian New York Arthur Engoron menolak permohonan Trump, Donald Jr dan Ivanka untuk membatalkan panggilan pengadilan yang dikeluarkan oleh James pada bulan Desember.
 
Engoron memerintahkan ketiganya untuk duduk untuk bersaksi kepada kantor James dengan jangka waktu 21 hari. Keluarga Trump diperkirakan akan mengajukan banding.
 
Pengacara mereka berpendapat bahwa panggilan pengadilan dalam kasus ini adalah upaya James untuk mengambil bukti untuk penyelidikan kriminal serupa ke dalam Trump Organization yang melibatkan James.
 
Mereka menyebut James berupaya melanggar undang-undang negara bagian New York yang memberikan imunitas kepada saksi kasus yang hadir di hadapan dewan juri.
 
Menanggapi argumen Trump, Engoron menyebutnya “benar-benar meleset dari sasaran”.
 
"Keluarga Trump dapat menggunakan hak Amandemen Kelima mereka agar apa yang mereka sampaikan dalam interogasi tidak memberatkan posisi mereka sendiri di hadapan hukum," ujar Engoron dalam putusannya, seperti dikutip AFP, Jumat 18 Februari 2022.
 
"Salah satu anak Trump, Eric, telah meminta penggunaan hak Amandemen Kelima “lebih dari 500 kali" selama interogasi untuk penyelidikan Oktober 2020," imbuhnya.
 
Engoron juga menolak klaim Trump bahwa penyelidikan oleh James, yang merupakan seorang Demokrat, didorong oleh motivasi politik.
 
Sebelumnya, setelah putusan dikeluarkan, pengacara Trump menyebut penyelidikan James sebagai "perburuan penyihir bermotivasi politik”.
 
Putusan pengadilan menyebut motif penyelidikan kasus tersebut bukan “dendam pribadi” melainkan “kesaksian di bawah sumpah Kongres oleh Michael Cohen (mantan pengacara Trump) bahwa tergugat memalsukan pembukuan”.
 
"Apabila James tidak menyelidiki dugaan tersebut, itu akan menjadi bentuk kelalaian tugas sebagai penegak hukum," tegas Engoron.
 
Pada Januari, James menyatakan, penyelidikannya menemukan bahwa Organisasi Trump memalsukan pembukuannya di mana mereka meninggikan nilai aset untuk memperoleh pinjaman, dan mencantumkan nilai aset yang lebih rendah untuk mengurangi pengenaan pajak.
 
Selain penyelidikan James di lingkup New York, Kejaksaan Distrik Manhattan juga menyelidiki Organisasi Trump atas dugaan kejahatan finansial dan penipuan asuransi yang tidak jauh berbeda.
 
Trump dan kepala staf keuangannya mengaku tidak bersalah di hadapan pengadilan New York atas 15 tuduhan penipuan dan penghindaran pajak pada Juli 2021.
 
Laporan keuangan Trump selama satu dekade menjadi salah satu berkas kunci yang diselidiki kedua pengadilan. Kantor akuntannya, Mazar’s, telah memutus hubungan dengan Trump dan mengumumkan bahwa laporan keuangan 2011-2020 “invalid”.
 
Sejauh ini, publik menebak-nebak apakah Trump hendak mencalonkan diri lagi sebagai kandidat dari Partai Republik. (Kaylina Ivani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan