Rogozin mengatakan bahwa serangkaian sanksi global, beberapa di antaranya terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina, dapat mengganggu operasional pesawat luar angkasa Rusia yang melakukan perawatan terhadap ISS.
"Segmen milik Rusia di ISS juga dapat terganggu, dan bisa membuatnya jatuh ke laut atau daratan," tulis Rogozin di Telegram, dikutip dari The National.
Menurut Rogozin, segmen milik Rusia memastikan ISS tetap berada dalam orbit yang benar setidaknya 11 kali dalam setahun. Segmen milik Rusia juga berfungsi untuk menghindarkan ISS dari sampah dan serpihan luar angkasa.
Ia merilis sebuah lokasi di peta di mana ISS bisa saja terjatuh. Rogozin mengatakan titik jatuhnya kemungkinan bukan di Rusia.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, Rogozin secara aktif mengekspresikan dukungan terhadap negaranya via media sosial. Ia melabeli negara-negara yang menjatuhkan sanksi kepada Moskow sebagai pihak yang "gila."
Sementara itu pada 1 Maret lalu, Badan Antarika Amerika Serikat atau NASA mengaku sedang mencari solusi agar ISS tetap berada di orbit tanpa bantuan Rusia.
Selama ini, kru dan pasokan ke segmen milik Rusia di ISS diantar oleh pesawat antariksa Soyuz. Namun, Rogozin mengatakan Soyuz "berada di bawah sanksi AS sejak 2021 dan sanksi Uni Eropa serta Kanada pada 2022."
Roscosmos mengaku telah menghubungi NASA, Agensi Luar Angkasa Kanada dan juga Eropa, "meminta agar sanksi ilegal" segera dicabut.
Luar angkasa merupakan satu dari sedikit bidang di mana AS dan Rusia masih bisa bekerja sama.
Baca: Bawa Miliarder Jepang, Roket Rusia Meluncur ke ISS
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News