Kematian Floyd -- seorang pria kulit hitam -- memicu unjuk rasa masif di seantero AS, termasuk Washington DC. Demonstran telah berkumpul di luar Gedung Putih sejak Jumat malam, dan terus berlanjut hingga Minggu.
"Saat para pengunjuk rasa berkumpul di Gedung Putih pada Jumat lalu, agen Secret Service bergegas membawa presiden ke bungker bawah tanah yang dulu pernah digunakan saat terjadinya serangan teroris," lapor New York Times, seperti dilansir oleh Guardian, Senin 1 Juni 2020.
Didesain untuk menahan hantaman pesawat, bungker tersebut pernah digunakan wakil presiden Dick Cheney saat terjadinya serangan teror di AS pada 11 September 2001.
"Presiden dan keluarganya khawatir atas kejadian pada Jumat malam, menurut keterangan beberapa penasihat," sebut laporan di New York Times.
Trump mendapat gelombang kritik atas responsnya terhadap aksi protes Floyd. Trump belum melakukan pidato nasional terkait krisis ini, dan hanya berulang kali menuliskan berbagai pernyataan keras di Twitter.
Pada Jumat malam, Trump menuliskan di Twitter bahwa para pengunjuk rasa dapat diserang "anjing buas dan senjata mengerikan" jika berani menerobos barikade Gedung Putih.
Menurut keterangan kakak Floyd, Trump telah berbicara dengan pihak keluarga. Namun kakak Floyd, Philonise Floyd, mengatakan bahwa Trump tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk berbicara.
Sementara itu, puluhan kota di sejumlah negara bagian menerapkan aturan jam malam. Washington DC juga berencana melakukan hal serupa mulai Minggu malam pukul 23.00 waktu setempat.
Gelombang aksi protes mengecam kematian Floyd sudah memasuki hari keenam. Floyd adalah pria kulit hitam yang meninggal usai lehernya ditindih polisi bernama Derek Chauvin pada Senin 25 Mei.
Chauvin dan tiga rekannya telah dipecat dari jajaran Kepolisian Minneapolis. Chauvin juga dijerat satu pasal pembunuhan tingkat tiga dan satu pasal kelalaian berujung kematian, sementara tiga rekannya masih dalam proses penyelidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News