Jumat kemarin, kepolisian Minsk menangkap lima mahasiswa yang mengikuti unjuk rasa menentang Lukashenko. Mereka ditangkap usai menyanyikan sebuah lagu protes dari Les Misarables.
Beberapa video media media memperlihatkan kericuhan di kampus Minsk State Linguistic Institute. Aparat keamanan terlihat menyeret sejumlah mahasiswa melalui koridor yang dipenuhi pengunjuk rasa.
Tikhanovskaya, yang terpaksa melarikan diri ke Lithuania, mendorong PBB via sambungan video untuk segera mengirim misi pengawasan internasional ke Belarusia. Ia ingin perwakilan PBB di Belarusia "mendokumentasikan situasi di lapangan" secara apa adanya.
"Sebuah negara tidak bisa dan tidak seharusnya menjadi sandera dari rasa ingin berkuasa seorang pria," ujar Tikhanovskaya, dikutip dari BBC, Jumat 4 September 2020. Ia merujuk pada Lukashenko yang sudah menjadi presiden Belarusia sejak 1994.
"Warga Belarusia telah bangkit," sambungnya, dalam sebuah pertemuan informal PBB yang diserukan oleh Estonia, salah satu negara sahabat Lithuania.
Selasa kemarin, lebih dari 70 orang ditangkap dalam demo lanjutan di Belarusia. Demonstran turun ke jalan dalam menentang hasil pemilihan umum Belarusia yang dinilai sarat kecurangan.
Beberapa orang dari total 70 yang ditahan adalah jurnalis. Vesna mengatakan sekitar 10 awak media ditahan, untuk kemudian diperiksa kelengkapan dokumennya. Sebelumnya, Pemerintah Belarusia telah mencopot akreditasi sejumlah jurnalis asing.
Menurut Komisi Elektoral Belarusia, petahana meraih 80,1 persen suara dalam pilpres, sementara capres oposisi Svetlana Tikhanovskaya hanya 10,12 persen.
Tikhanovskaya menolak hasil pilpres, dan sempat menggugat hasil ke Komisi Elektoral Belarusia. Ia menyebut jika surat suara dihitung dengan benar, seharusnya ia mendapat 60 hingga 70 persen suara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News