Presiden AS Joe Biden menyampaikan konferensi pers di Gedung Putih mengenai kematian pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, 1 Agustus 2022. (JIM WATSON / POOL / AFP)
Presiden AS Joe Biden menyampaikan konferensi pers di Gedung Putih mengenai kematian pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, 1 Agustus 2022. (JIM WATSON / POOL / AFP)

Biden: Tak Ada Korban Sipil dalam Serangan yang Tewaskan Pemimpin Al-Qaeda

Willy Haryono • 02 Agustus 2022 07:23
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengonfirmasi bahwa sebuah serangan pesawat nirawak (drone) yang diperintahkannya di Afghanistan telah menewaskan pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri pada akhir pekan kemarin. Ia menegaskan bahwa "keadilan telah berhasil ditegakkan."
 
Dikutip dari NBC Miami, Biden mengatakan intelijen AS mendeteksi keberadaan al-Zawahiri di sebuah rumah di Kabul, di mana dirinya bersembunyi bersama keluarga. Operasi untuk menyerang Zawahiri sudah disetujui Biden pekan lalu dan dieksekusi hari Minggu kemarin.
 
"Saya sudah memberikan persetujuan terakhir," ungkap Biden, dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, Washington pada Senin, 1 Agustus 2022. Ia menambahkan bahwa tidak ada korban sipil dalam serangan tersebut.

"Pemimpin teroris ini sudah tidak ada lagi," ucapnya
 
Baca:  Pemimpin Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri Tewas dalam Serangan Drone AS
 
Tewasnya al-Zawahiri merupakan pukulan telak bagi al-Qaeda, setelah kelompok itu kehilangan sosok utama Osama bin Laden sekitar 11 tahun lalu. Al-Zawahiri pernah menjadi deputi Osama bin Laden di tahun 1998, kemudian berlanjut menjadi penggantinya.
 
Bersama-sama, kedua sosok itu menyetir gerakan al-Qaeda untuk menyerang AS. Serangan paling mematikan al-Qaeda di AS adalah peristiwa 9/11 di tahun 2001.
 
Serangan al-Qaeda ke gedung World Trade Center dan Pentagon pada 11 September 2001 itu menjadikan Osama bin Laden sebagai musuh no 1 Negeri Paman Sam. Menurut beberapa laporan, Osama bin Laden tidak akan bisa melancarkan serangan 9/11 tanpa bantuan al-Zawahiri.
 
Osama bin Laden memimpin al-Qaeda dengan karisma dan uang, sementara al-Zawahiri dengan taktik perang dan kemampuan organisasi.
 
Kedekatan keduanya dikabarkan terjalin di akhir 1980-an, di saat al-Zawahiri mengobati Osama bin Laden di beberapa goa di Afghanistan. Kala itu, Afghanistan tengah dibombardir pasukan Uni Soviet.
 
Al-Zawahiri, sosok yang ada dalam daftar teroris paling diburu FBI, memiliki hadiah USD25 juta yang melekat di dirinya untuk setiap informasi yang dapat digunakan untuk membunuh atau menangkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan