Kepada Dewan Keamanan PBB (DK PBB), Wakil Palestina mengatakan bahwa agresi tersebut “tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan,” dilansir dari Anadolu Agency, Selasa, 9 Agustus 2022,
“Hal ini menjadi alasan yang tidak terselubung: pemilihan umum Israel yang akan datang dan keputusasaan kami untuk mengajukan banding serta menenangkan para ekstrimis,” ujar Wakil Palestina di PBB, Riyad Mansour.
“Kami membutuhkan perlindungan. Masyarakat sipil berhak atas perlindungan. Anak-anak kami layak mendapatkan perlindungan,” ungkapnya.
Baca: Basa-basi DK PBB Lakukan Pertemuan Bahas Serangan Israel ke Gaza. |
“Apakah Anda tahu bagaimana rasanya menjadi tak berdaya? Tidak dapat memberikan perlindungan kepada anak Anda? Bertahan hidup dari satu perang dan menunggu serangan selanjutnya?” tambahnya.
Permohonan tersebut muncul setelah gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir mengakhiri masa tiga hari penyerangan udara Israel di Jalur Gaza dan melakukan pembalasan peluncuran roket.
PBB menyambut perjanjian perdamaian, namun memperingatkan bahwa situasi tersebut cukup sulit.
“Setiap permusuhan yang bermunculan kembali hanya akan memberikan konsekuensi yang merugikan untuk Palestina dan Israel, serta membuat kemajuan politik semakin sulit dipahami,” kata Tor Wennesland, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah.
Ia mengatakan upaya untuk mencapai kesepakatan perdamaian dapat membantu mencegah pecahnya perang skala besar dan memungkinkan bantuan pengiriman kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi orang-orang di Jalur Gaza.
Wennesland juga mengatakan bahwa PBB menyambut pembukaan kembali titik persimpangan Erez dan Kerem Shalom oleh otoritas Israel yang memperbolehkan total 23 truk bahan bakar memasuki Jalur Gaza dan memungkinkan pembangkit listrik jalur tersebut untuk kembali beroperasi.
Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyampaikan bahwa negara mereka tengah mempertahankan diri dari apa yang mereka sebut sebagai “penyerangan teroris” dan serangan roket yang “disengaja”.
Sementara Dubes AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyampaikan bahwa kedua belah pihak harus sepenuhnya menanggapi kasus tersebut dan mengatakan bahwa AS tengah serius bekerja untuk mencegah adanya tindakan kekerasan yang lebih lanjut.
Menurut PBB, Selama agresi tersebut, 46 orang Palestina meninggal, termasuk 16 orang anak-anak dan 360 orang lainnya mengalami luka-luka. Ratusan perumahan rusak atau hancur dan 70 orang Israel terluka akibat peluncuran roket yang menyerang Palestina. (Gracia Anggellica)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News