“Syekh Mohammed menggunakan perangkat lunak ‘Pegasus’ yang canggih, yang dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO bagi negara-negara untuk melawan risiko keamanan nasional. Sistem itu digunakan untuk meretas telepon Putri Haya binti al-Hussein, saudara tiri Raja Abdullah dari Yordania, dan beberapa dari mereka yang terkait erat dengannya,” isi dari putusan itu, seperti dikutip AFP, Kamis 7 Oktober 2021.
Isi putusan juga menyebutkan, mereka yang bekerja untuknya juga mencoba untuk membeli sebuah rumah besar di sebelah perkebunan Haya dekat ibu kota Inggris. Hal tersebut merupakan tindakan intimidasi yang diputuskan pengadilan telah membuatnya merasa diburu, tidak aman dan seperti dia tidak bisa bernapas lagi.
Putusan terbaru datang 19 bulan setelah pengadilan menyimpulkan bahwa Syekh Mohammed telah menculik dua putrinya, menganiaya mereka dan menahan mereka di luar kehendak mereka.
"Temuan ini mewakili penyalahgunaan kepercayaan total, dan memang penyalahgunaan kekuasaan sampai batas yang signifikan," kata Hakim Andrew McFarlane, Presiden Divisi Keluarga di Inggris dan Wales, dalam putusannya.
Syekh menolak kesimpulan pengadilan, dengan mengatakan bahwa itu didasarkan pada gambaran yang tidak lengkap.
"Saya selalu membantah tuduhan yang ditujukan kepada saya dan saya terus melakukannya," tegasnya dalam sebuah pernyataan.
"Selain itu, temuan itu didasarkan pada bukti yang tidak diungkapkan kepada saya atau penasihat saya. Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa itu dibuat dengan cara yang tidak adil,” ucap Syekh Mohammed.
Syekh Mohammed, 72, dan Putri Haya, 47, telah terlibat dalam pertempuran hak asuh yang panjang, pahit dan mahal sejak dia melarikan diri ke Inggris dengan dua anak mereka, Jalila, 13, dan Zayed, 9. Putri Haya mengatakan dia mengkhawatirkan keselamatannya di tengah kecurigaan bahwa dirinya berselingkuh dengan salah satu pengawal Inggrisnya.
Di antara mereka yang menjadi sasaran peretasan adalah pengacara Putri Haya, Fiona Shackleton, anggota House of Lords Inggris yang mewakili pewaris takhta Inggris Pangeran Charles dalam perceraiannya dengan mendiang istri pertamanya Putri Diana.
“Peretasan itu terungkap pada Agustus tahun lalu setelah Shackleton segera diberitahu oleh Cherie Blair, istri mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, bahwa dia dan Haya telah diretas,” kata pengadilan.
Blair juga seorang pengacara terkemuka yang bekerja sebagai penasihat eksternal untuk NSO.
Pada saat yang sama, seorang ahli siber dari pengawas internet Universitas Toronto, Citizen Lab, yang meneliti pengawasan digital, juga memberi tahu pengacara Putri Haya setelah melacak peretasan, menurut pengadilan.
“Setelah peretasan itu terungkap, NSO membatalkan kontraknya dengan Uni Emirat Arab (UEA),” sebut pengacara Putri Haya. Perusahaan Israel mengatakan tidak dapat segera mengomentari kasus tersebut, tetapi mengatakan akan mengambil tindakan jika menerima bukti penyalahgunaan Pegasus.
Syekh Mohammed dianggap sebagai kekuatan visioner di balik meningkatnya Dubai menjadi pusat komersial global. Dia telah berusaha untuk memoles reputasi kota Teluk pada isu-isu seperti hak asasi manusia dan kesetaraan.
Tidak ada indikasi bahwa putusan tahun lalu menyebabkan kerusakan besar padanya secara pribadi atau UEA. Bulan lalu Inggris dan UEA mengumumkan "Kemitraan baru yang ambisius untuk Masa Depan" yang melibatkan miliaran dolar dalam perdagangan dan investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News