"Sekutu NATO telah sepakat bahwa Ukraina akan menjadi anggota aliansi kami. Tetapi pada saat yang sama itu adalah perspektif jangka panjang," kata Stoltenberg kepada wartawan saat berkunjung ke ibu kota Finlandia, Helsinki, seperti dikutip AFP, Selasa 28 Februari 2023.
Stoltenberg menambahkan bahwa "masalahnya sekarang adalah bahwa Ukraina berlaku sebagai negara merdeka yang berdaulat, dan oleh karena itu kita perlu mendukung Ukraina."
Setelah invasi Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak aliansi militer pimpinan AS untuk memberikan negaranya keanggotaan jalur cepat.
Ukraina melamar keanggotaan UE pada Februari 2022, tak lama setelah diserbu, dan diberikan status kandidat pada Juni.
“Ketika perang berakhir kita perlu memastikan bahwa sejarah tidak terulang kembali," ucap Stoltenberg dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin.
"Presiden Putin tidak bisa terus menyerang tetangganya. Dia ingin mengendalikan Ukraina dan dia tidak merencanakan perdamaian, dia merencanakan lebih banyak perang,” imbuhnya.
Takut oleh invasi Moskow ke Ukraina, Finlandia dan Swedia membatalkan kebijakan non-blok militer mereka selama puluhan tahun dan mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022.
"Saya melihat masa depan Ukraina adalah menjadi bagian dari Uni Eropa dan juga anggota NATO," tambah Marin.
Turki dan Hongaria adalah satu-satunya anggota yang tersisa yang belum meratifikasi tawaran Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi tersebut.
Stoltenberg mengatakan bahwa "baik Finlandia maupun Swedia telah memenuhi apa yang mereka janjikan dalam perjanjian trilateral yang mereka buat dengan Turki Juni lalu di Madrid."
"Saatnya sekarang untuk meratifikasi dan menyambut sepenuhnya Finlandia dan Swedia sebagai anggota," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News