Hacker Anonymous mengaku bertanggung jawab karena mengganggu pekerjaan situs web media Rusia pro-Kremlin sebagai protes atas invasi ke Ukraina.
Kelompok tersebut menargetkan situs web kantor berita negara TASS dan RIA Novosti, serta mengambil alih situs web surat kabar Kommersant, Izvestiya dan majalah Forbes Rusia.
Anonymous meminta warga Rusia untuk mencoba menghentikan perang dan tidak berpartisipasi sebagai pelaku perang.
"Dalam beberapa tahun kita akan hidup seperti di Korea Utara. Apa untungnya bagi kita? Bagi Putin untuk membuat buku sejarah? Ini bukan perang kita, mari kita akhiri!" demikian pesan dalam bahasa Rusia yang diposting di situs Forbes Rusia, dilansir dari NDTV, Selasa, 1 Maret 2022.
Baca: Pada Sidang PBB, Indonesia Tegaskan Kembali Invasi di Ukraina Tak Dapat Diterima
"Pesan ini akan dihapus dan beberapa dari kami akan dipecat dan bahkan dipenjara. Tapi kami tidak tahan lagi dengan ini," kata penulis itu, yang mengklaim sebagai wartawan yang prihatin dengan Rusia.
Peretasan media pemerintah Rusia oleh hacker
Serangan siber terbaru terjadi setelah peretasan saluran televisi RT yang didanai negara pada Kamis, 23 Februari 2022.Mereka juga mengikuti pembobolan situs web Kremlin, kementerian pertahanan dan majelis rendah parlemen Duma selama akhir pekan. Anonymous mengklaim peretasan itu di Twitter.
Situs-situs tersebut telah menghadapi rentetan serangan penolakan layanan (DDOS).
Baca: 9 Warga Sipil Tewas Akibat Serangan Roket Rusia di Kharkiv
Rusia rekrut talenta digital
Kelompok pemantau web NetBlocks mengatakan bahwa orang Rusia mengalami keterlambatan dalam mengakses situs web operator telepon dan telepon seluler utama, Rostelecom, MTS, Beeline dan Megafon.Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov, mengatakan bahwa negara itu membutuhkan rekrutmen TI.
"Kami sedang menciptakan pasukan TI. Kami membutuhkan talenta digital. Semua tugas operasional akan diberikan di sini," tweet dia pada Sabtu, 26 Februari 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News