Kepala BPKM Bahlil Lahadia dan Menteri Ekonomi, Pendidikan dan Riset Swiss, Guy Parmelin./KBRI Bern
Kepala BPKM Bahlil Lahadia dan Menteri Ekonomi, Pendidikan dan Riset Swiss, Guy Parmelin./KBRI Bern

Di WEF, Indonesia Sepakati Empat Perjanjian Ekonomi

Marcheilla Ariesta • 30 Mei 2022 06:54
Davos: KBRI Bern memfasilitasi empat perjanjian selama World Economic Forum (WEF) di Davos. Kegiatan ini berlangsung pada 22-26 Mei 2022.
 
Keempat perjanjian itu antara lain, kerja sama investasi Bilateral Investment Treaty (BIT), Perjanjian antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Economiesuisse, Perjanjian antara Kadin Indonesia dan Innosuisse serta Perjanjian pendirian Indonesia Trading House (ITH) antara Kadin Indonesia dan Pasar Indonesia Versand, Swiss.
 
"Tahun ini WEF sedikit berbeda, selain karena dilakukan di musim panas untuk pertama kalinya, juga karena adanya perjanjian-perjanjian yang ditandatangani antara pihak Indonesia dan Swiss," ujar Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad.

Pemerintah Swiss menjadi tuan rumah kesepakatan tiga perjanjian, yakni BIT, Kadin dan Economiesuisse. Perjanjian Kadin dan Innosuisse dilakukan di House of Switzerland pada 24 Mei lalu.
 
Baca juga: Kadin Percepat Implementasi Kerja Sama Perdagangan dan Investasi dengan Swiss
 
Dari pihak Pemerintah Indonesia, penandatanganan BIT dilakukan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadia, disaksikan langsung oleh Guy Parmelan, Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss.
 
Sementara penjanjian antara Kadin dan Innosuisse dan perjanjian antara Kadin dan Economiesuisse disaksikan langsung oleh Menteri Perdagangan RI dan Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein.
 
Ada pula perjanjian pendirian Indonesia Trading House atau ITH resmi ditandangani di sela perhelatan WEF bertempat di Indonesia Pavilion pada 25 Mei 2022. Perjajian tersebut ditandatangani oleh ketua Kadin Indonesia dan Pemilik Pasar Indonesia Versand, Swiss dengan disaksikan oleh Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi.
 
Dubes Muliaman menyampaikan, hubungan bilateral antara Indonesia dan Swiss semakin hari semakin kuat, terutama dalam sektor perdagangan.
 
"Perdagangan di triwulan I 2022, surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar USD1,16 miliar," ujar Muliaman.
 
ITH merupakan salah satu bentuk konkret dari pemanfaatan implementasi Indonesia EFTA CEPA yang telah berlaku akhir tahun lalu. Diharapkan ITH akan mendorong peningkatan perdagangan Indonesia ke luar negeri.
 
Swiss dapat menjadi hub bagi pasar produk Indonesia untuk diekspor ke negara-negara lainnya. Pemilik Pasar Indonesia Versand, yakni Catharina Oehler,  merupakan salah satu diaspora Indonesia di Swiss yang menjual produk Indonesia sejak 1999.
 
Sejak Indonesia EFTA CEPA berlaku, Swiss dan Liechtenstein menghapus 7.042 Pos Tarif, atau 99,65 persen dari nilai impor komoditas Swiss dari Indonesia. Pada triwulan I 2022, hampir semua komoditas utama Indonesia ke Swiss mangalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan I 2021.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan