"Tidak ada satu pun orang yang ingin berperang," kata juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, dalam sebuah program televisi Rusia.
"Rusia tidak pernah menjadi pihak yang terlibat dalam konflik ini. Namun kami selalu menekankan bahwa kami peduli terhadap nasib masyarakat berbahasa Rusia yang tinggal di Ukraina bagian tenggara," sambungnya, dilansir dari laman Xinhua pada Senin, 12 April 2021.
Konflik yang dimaksud Peskov adalah perseteruan antara pasukan Ukraina dan pemberontak pro-Rusia di Donbass. Selama ini, Rusia dituduh mendukung dan mempersenjatai para pemberontak tersebut. Kremlin membantah semua tudingan tersebut.
Menurut Peskov, Ukraina menolak memenuhi tanggung jawabnya di bawah perjanjian Minsk terkait isu Donbass. Ia menyebut pasukan Ukraina justru semakin meningkatkan "aktivitas provokatifnya" di kawasan.
Peskov mengatakan Rusia, Jerman, dan Prancis "kebingungan" oleh klaim terbaru Ukraina yang mengatakan bahwa perjanjian Minsk tidak berguna. Ia menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada perjanjian damai lainnya selain perjanjian Minsk terkait konflik di perbatasan Rusia-Ukraina.
Saat ini, lanjut Peskov, jajaran politisi Rusia, Jerman, Prancis, dan Ukraina sedang berusaha mendorong digelarnya sebuah konferensi tingkat tinggi mengenai konflik tersebut.
Sebelumnya di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan dukungannya kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Turki menegaskan akan selalu mendukung integritas wilayah Ukraina, dan berharap bahwa ketegangan dengan Rusia saat ini dapat diselesaikan melalui dialog.
Baca: Bertemu Presiden Ukraina, Erdogan Serukan Laut Hitam yang Damai
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
