"Hasil dari Kongres Partai sepenuhnya mengonfirmasi otoritas politik Anda, begitu juga dengan kesatuan dari partai yang Anda pimpin," ucap Putin kepada Xi, menurut keterangan di situs Kremlin.
Xi dan Putin telah menandatangani perjanjian kemitraan "tanpa batas" pada Februari lalu, tiga pekan sebelum Rusia melancarkan invasi ke Ukraina. Sejak saat itu, Tiongkok cenderung berhati-hati dalam bertindak terkait perang Rusia-Ukraina.
Bukan lalu, dalam skema pertemuan tatap muka, Putin memahami bahwa Xi memiliki "pertanyaan dan kekhawatiran" atas situasi di Ukraina. Pernyataan itu mengindikasikan adanya perbedaan pandangan antara kedua pemimpin atas isu perang.
Moskow memandang Beijing sebagai mitra ekonomi dan geopolitik utama di hadapan rentetan sanksi ekonomi dan isolasi dari dunia Barat. Selama ini, Putin juga diketahui berusaha menjalin hubungan hangat dengan Xi.
Putin mengatakan, dirinya optimistis berlanjutnya kepemimpinan Xi dapat "memperkuat posisi Tiongkok di arena internasional."
Masa Depan Indah
Sementara itu di Korea Utara, pemimpin Kim Jong-un telah mengirimkan "ucapan selamat terhangat" kepada Xi Jinping yang berhasil mengamankan tiga periode kepemimpinan usai berakhirnya Kongres Partai Komunis Tiongkok (CCP).Kantor berita nasional Korut, KCNA, langsung merilis ucapan selamat Kim tak lama usai Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok memilih kembali Xi sebagai sekretaris jenderalnya untuk masa jabatan lima tahun ke depan.
"Terimalah ucapan selamat saya yang terhangat kepada Anda atas kabar gembira bahwa Anda terpilih lagi sebagai sekretaris jenderal Komite Sentral Partai," bunyi pesan Kim yang dilaporkan KCNA.
"Saya, bersama dengan Anda, akan membentuk masa depan yang lebih indah dalam hubungan DPRK-Tiongkok sesuai tuntutan zaman," kata Kim Jong-un, menggunakan akronim nama resmi dari Korea Utara.
Tiongkok adalah sekutu lama Korea Utara. Hubungan keduanya ditempa dalam pertumpahan darah Perang Korea, ketika Mao Zedong mengirim jutaan "sukarelawan" untuk melawan pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dipimpin Amerika Serikat.
Hubungan Tiongkok dan Korea Utara berfluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, yang salah satu penyebabnya adalah karena ambisi rudal balistik dan nuklir Pyongyang. Tapi belakangan, kedua negara mulai mencoba memulihkan hubungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News