Kepala Staf Gedung Putih Ron Klain mengatakan kepada media NBC bahwa, "saya yakin saat semua ini diputuskan (pengadilan), validitas dari kewajiban ini akan ditegakkan."
Klain menilai mandat vaksinasi Biden, yang berimbas pada 84 juta pekerja sektor swasta dan dijadwalkan mulai berlaku pada 4 Januari tahun depan, sebagai "hal wajar" untuk membantu mengakhiri pandemi Covid-19 di seantero negeri.
Dikutip dari Eurasia Review, Senin, 8 November 2021, ia menyebut mandat vaksinasi ini dikeluarkan semata untuk "menjaga agar para pekerja kami tetap sehat dan aman."
Bulan lalu, Mahkamah Agung AS menyetujui mandat vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan di negara bagian Maine. Namun sejauh ini, mandat vaksinasi Covid-19 belum berlaku di level nasional.
Sejumlah gubernur Partai Republik menentang mandat nasional vaksinasi Covid-19, yang dinilai sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang oleh Biden.
Saat melayangkan sebuah gugatan ke pengadilan, Jaksa Agung Texas Ken Paxton menyebut mandat vaksinasi sebagai "penyalahgunaan yang luar biasa dari sebuah wewenang federal yang bersifat inkonstitusional."
Ia menilai mandat vaksinasi berada di luar wewenang dan tanggung jawab spesifik Badan Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja AS (OSHA).
Baca: Lawan Biden, Gubernur Texas Larang Kewajiban Vaksinasi Covid-19
Seorang ajudan Gedung Putih, Cedric Richmond, membela wewenang OSHA terkait mandat vaksinasi Covid-19. Dalam program "Fox News Sunday," ia mengatakan bahwa tugas OSHA adalah melindungi pekerja, yang juga melibatkan pengambilan keputusan-keputusan berat.
Jumlah kasus harian Covid-19 di AS sudah menurun dalam beberapa pekan terakhir. Namun hingga kini, infeksi Covid-19 di kisaran 70 ribu masih bermunculan pada setiap harinya.
Lebih dari 193 juta dari total 333 juta penduduk AS telah menjalani vaksinasi Covid-19 secara penuh atau dua dosis. Namun jutaan orang dewasa di negara tersebut masih menolak vaksinasi atas berbagai alasan, sehingga menyulitkan upaya Biden dalam mengendalikan sepenuhnya pandemi Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News