Macron dijadwalkan mengunjungi pameran pertanian yang menarik banyak pengunjung dari dalam dan luar negeri pada setiap tahunnya. Namun sebelum pembukaan resmi, beberapa puluh pengunjuk rasa menerobos penghalang keamanan dan memasuki lokasi ketika Macron tiba.
Mengutip dari laman The Telegraph Online, para petani telah melakukan protes selama berbulan-bulan di seluruh Prancis, termasuk Paris, dalam menuntut kondisi kehidupan yang lebih baik, peraturan yang lebih sederhana dan perlindungan yang lebih baik terhadap persaingan asing yang mereka anggap tidak adil.
Kepolisian Prancis dengan perlengkapan antihuru-hara lengkap dikerahkan di Pameran Pertanian Paris untuk mencegah mereka mendekati Macron, yang telah merencanakan pertemuan dengan para ketua serikat petani utama Prancis.
Sementara itu, para demonstran meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan Macron untuk "mengundurkan diri." Sebagian dari mereka meniup peluit dalam mengungkapkan kemarahan mereka.
"Kita tidak akan mampu merespons krisis pertanian dalam beberapa jam saja," kata Macron.
"Dibutuhkan waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun kerja, bagi mereka yang datang ke sini untuk mempersembahkan ternak mereka, pekerjaan mereka. Pameran ini harus berjalan dengan baik dan tenang," sambungnya.
Tiga pekan lalu, para petani mencabut penghalang jalan di sekitar Paris dan tempat lain di seluruh negeri setelah pemerintah menawarkan bantuan dan keringanan pajak sebesar lebih dari EUR400 juta.
"Kemarahan boleh saja diungkapkan," kata Macron, seraya memperingatkan untuk tidak menggunakan 'kekerasan' dalam bentuk apa pun.
Macron memutuskan untuk menemui kelompok pengunjuk rasa di ruangan terpisah. Ia berjanji "harga dasar" akan ditetapkan untuk setiap produk pertanian guna "menjamin pendapatan petani."
Baca juga: Petani Prancis Lanjutkan Protes Jelang Pameran Pertanian Penting
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News