"Di saat yang menentukan seperti ini, Israel harus menegaskan kembali kekuatannya dengan melakukan serangan balik - editorial," demikian judul editorial yang ditulis The Jerusalem Post (JP), Selasa 16 April 2024.
JP mengawali editorial dengan penegasan bahwa serangan 14 April menandai peningkatan permusuhan dan ketegangan regional. Serangan Iran juga diklaim bagian dari aksi memecah-belah aliansi yang dibangun Israel dengan sejumlah negara Arab Sunni.
Baca juga: Temui Biden di AS, PM Irak Serukan Semua Pihak Menahan Diri di Timur Tengah |
JP juga mengakui kecanggihan pertahanan udara Iran. Namun JP memberikan keyakinan alias provokasi bahwa tidak memberikan respons apapun usai diserang Iran akan berdampak lebih besar ketimbang memberi respons.
"Meskipun tindakan pembalasan memerlukan biaya yang besar, namun akibat dari tidak adanya tindakan akan lebih tinggi," ungkap JP.
Di sisi lain, para pejabat tinggi militer Israel mengeklaim akan memberikan respons atas serangan tersebut. Namun belum diketahui jenis dan waktu respons yang akan diberikan.
Israel terlihat galau lantaran keinginan untuk serangan balik tidak mendapat dukungan dari sekutu utama, yakni Amerika Serikat. Israel dilarang untuk gegabah dalam menyikapi seragan Iran.
Andaipun Israel tetap ngeyel melakukan serangan balik serupa dengan Iran, maka Amerika tidak akan terlibat. Israel dinilai akan merugi jika tidak mematuhi imbauan sekutu.
Lebih dari 300 drone dan rudal ditembakkan Iran ke Israel. Serangan ini menargetkan pangkalan militer Israel, bukan kawasan sipil.
Serangan Iran merupakan aksi balas dendam atas apa yang dilakukan Israel sebelumnya. Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah hingga menewaskan sejumlah perwira tinggi Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News