Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg. Foto: AFP
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg. Foto: AFP

NATO Aktifkan Satuan Pertahanan Khusus untuk Atasi Dampak Serangan Kimia

Fajar Nugraha • 25 Maret 2022 17:05
Brussels: Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah mengaktifkan satuan tugas pertahanan khusus untuk menangani dampak dari serangan kimia, biologi atau nuklir, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menegaskan ini sebagai tanda betapa seriusnya aliansi itu menanggapi ancaman Rusia dengan menggunakan senjata pemusnah massal.
 
Stoltenberg mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan puncak NATO pada Kamis 24 Maret 2022 bahwa aliansi tersebut akan memberikan Ukraina peralatan dan pelatihan khusus untuk menghadapi serangan semacam itu.
 
“Komandan militer utama NATO, Jenderal Tod D. Wolters, telah mengaktifkan elemen pertahanan kimia, biologi, radiologi, dan nuklir NATO,” ujar Stoltenberg, seperti dikutip the New York Times, Jumat 25 Maret 2022.

“Sekutu mengerahkan pertahanan kimia dan biologi dan nuklir tambahan,” jelasnya.
 
Aktivasi gugus tugas pertahanan NATO berarti bahwa para ahli dan peralatan teknologi canggih yang siaga di negara-negara sekutu sekarang siap membantu NATO. Sistem ini siap untuk dikerahkan jika terjadi serangan.
 
“Ini adalah langkah yang sangat berarti,” kata Ian Lesser, kepala kantor Marshall Fund Jerman di Brussels. “Mereka dilatih untuk itu sepanjang waktu, tetapi sangat tidak biasa bahwa gugus tugas benar-benar diaktifkan,” ungkap Lesser.
 
“Ini menunjukkan bahwa NATO menganggap ini sangat serius,” tambahnya.
 
Gugus tugas itu memiliki 2.000 hingga 3.000 anggota dengan kapasitas penuhnya, kata William Alberque, direktur strategi, teknologi, dan kontrol senjata di IInternational Institute for Strategic Studies.
 
Saat ini di bawah kepemimpinan Prancis dan terdiri dari para ahli dan peralatan dari Bulgaria, Spanyol, Hongaria, Polandia, Rumania, Slovenia, dan Republik Ceko.
 
Anggotanya dilatih untuk mendeteksi serangan nuklir, biologi dan kimia dengan mengukur tingkat radiasi dan isotop kimia di darat dan di udara, dan untuk membantu dekontaminasi dan pengendalian kerusakan. Stoltenberg menunjukkan bahwa penggunaan senjata semacam itu di Ukraina dapat mencemari anggota NATO yang bertetangga.
 
Jika serangan seperti itu terjadi, gugus tugas dapat mendukung otoritas lokal dalam mengelola krisis. “Mereka dapat membantu penduduk setempat untuk bertahan hidup, membersihkan, dan pindah kembali, jika aman,” kata Alberque.
 
Para ahli NATO juga bertugas mengumpulkan bukti untuk menentukan kapan dan di mana serangan dengan senjata pemusnah massal dilakukan dan siapa yang bertanggung jawab. Ada kekhawatiran bahwa Rusia mungkin mencoba menggunakan senjata pemusnah massal dan menyalahkan Ukraina atas serangan tersebut, kata Gustav Gressel, seorang rekan kebijakan senior di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa.
 
Pasukan pertahanan dibentuk pada tahun 2003 dan belum pernah digunakan sebelumnya. Aktivasinya dimaksudkan untuk mengirim sinyal kuat ke Rusia, kata para ahli.
 
"Ini adalah waktu yang tepat untuk mengaktifkannya. Ini mengirimkan sinyal pencegahan yang kuat, tetapi juga memberi tahu Rusia bahwa kami dapat mengaitkannya,” pungkas Albarque.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan