Donald Trump mengusir para demonstran demi berfoto di depan gereja. (Foto: AFP).
Donald Trump mengusir para demonstran demi berfoto di depan gereja. (Foto: AFP).

Pengamat: Trump Mengesankan Ketamakan Bagi Rakyat AS

Marcheilla Ariesta • 04 Juni 2020 19:01
Jakarta: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkesan tidak peduli atas yang terjadi di negaranya. Padahal Negeri Paman Sam saat ini tengah dilanda demonstrasi di seantero negeri karena kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam yang menerima perlakukan diskriminasi hingga tewas.
 
Ketua Pusat Kajian AS Universitas Indonesia Suzie Sudarman kepada Medcom.id mengatakan warga Amerika selalu membutuhkan kepemimpinan yang memberikan arah terbaik bagi mereka.
 
"Trump mengesankan ketamakan dan ketidakpedulian yang tinggi, dan di saat genting ini malah tertarik untuk melanggar konstitusi negerinya yang menjadi patokan kehidupan rakyat AS," kata Suzie, melalui pesan singkat, Kamis 4 Juni 2020.

Dia menambahkan keinginan warga AS yang membutuhkan pemimpin berperikemanusiaan dan penuh rasa belas kasihan dihancurkan dengan berbagai kebohongan. Biasanya, imbuh dia, kehendak publik menjadi pertanda bahwa yang dibutuhkan jenis kepemimpinannya berbeda dari yang ada saat ini.
 
Salah satu ketidapedulian Trump adalah dengan mengerahkan tentara mereka menjaga Washington DC, ibu kota AS, dan negara bagian lainnya. "Pada dasarnya, itu melanggar amandemen pertama konstitusi AS," seru dia.
 
Terlebih, kata Suzie, dia menggunakan kekerasan hanya untuk sebuah kesempatan berfoto. Ini dilakukan Trump beberapa hari lalu, kala dia meminta aparat untuk membubarkan kerumunan warga di depan Gedung Putih, agar dia bisa berfoto dengan mengangkat Alkitab di depan Gereja St. John.
 
Foto ini telah membuat Uskup Washington DC marah dan menuding Trump menggunakan properti keagamaan hanya untuk melakukan hal yang tidak diajarkan agama.
 
Suzie mengatakan eks Menteri Pertahanan AS James Mattis sudah berani menyatakan sang presiden melakukan pelanggaran konstitusi negara mereka.
 
"Diharapkan publik AS akan semakin banyak tokoh Amerika yang menyatakan hal sama karena Jenderal Mattis mendahului dengan menyatakan yang sesungguhnya terjadi adalah sebuah pelanggaran konstitusi," terangnya.
 
Demonstrasi di AS bermula ketika seorang warga kulit hitam, George Floyd di Minnesota meninggal karena kekurangan oksigen. Leher Floyd ditekan menggunakan lutut oleh petugas kepolisian hingga dia tidak bisa bernapas.
 
Petugas itu, Derek Chauvin dan tiga lainnya sudah didakwa Jaksa Minnesota terlibat dalam pembunuhan Floyd. Chauvin dikenai tuduhan lebih serius karena dia yang menekan leher Floyd dengan lututnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan