Dalam pernyataan terbaru, Kemenhan Turki tidak menyebutkan tujuan dari keempat kapal. Pihak kementerian hanya mengatakan pengiriman biji-bijian, termasuk gandum, akan terus berlanjut dari pelabuhan Ukraina sesuai rencana.
Satu hari sebelumnya, sembilan kapal pengangkut biji-bijian telah meninggalkan beberapa pelabuhan Ukraina.
Tiga pelabuhan Laut Hitam di Ukraina sempat ditutup setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu. Penutupan berimbas pada terganggunya rantai pasok pangan global, karena Rusia dan Ukraina merupakan pengekspor utama biji-bijian.
Setelah bernegosiasi dengan dimediasi PBB dan Turki, Rusia serta Ukraina pun akhirnya menyepakati perjanjian ekspor. Saat ini, negosiasi sedang dilanjutkan untuk membicarakan perluasan dan perpanjangan dari kesepakatan yang akan berakhir pada 19 November mendatang.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyuarakan optimisme bahwa perjanjian ekspor biji-bijian Rusia-Ukraina akan diperpanjang.
"Tidak ada hambatan dalam memperpanjang perjanjian pengiriman. Saya memastikan ini dalam panggilan telepon dengan (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky tadi malam, dan juga saat bertemu (Presiden Rusia Vladimir) Putin," sebut Erdogan, dikutip dari TRT World.
Sejumlah pejabat Rusia mengeluhkan bahwa rentetan sanksi ekonomi Barat "secara tidak langsung" menghambat ekspor biji-bijian, terlepas dari adanya perjanjian yang telah disepakati di Istanbul.
Sejak kapal pertama meninggalkan Ukraina di bawah perjanjian pada 1 Agustus lalu, lebih dari 365 lainnya sudah mengangkut 8 juta ton lebih produk pertanian ke berbagai negara di dunia.
Baca: Ukraina Perlu Ekspor 50 Juta Ton Biji-Bijian di 2022-2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News