"Pandemi memberi kita pelajaran berharga bahwa tidak ada yang aman sampai semua orang aman," kata Retno dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Senin, 26 September 2022.
Menurut Retno, seluruh dunia menggantungkan harapan mereka pada G20 untuk menjadi katalisator pemulihan ekonomi global. Dalam hal ini, paling terutama untuk negara berkembang.
"G20 tidak boleh gagal!" tegas Retno.
"Kita tidak bisa membiarkan pemulihan global jatuh kepada belas kasihan geopolitik," ucapnya.
Retno meminta agar G20 bertindak segera untuk mengatasi pangan dan krisis energi dari perang yang terjadi di Rusia dan Ukraina. Jika tidak, kata dia, miliaran orang akan berisiko, khususnya di negara berkembang.
"Kami membutuhkan paradigma baru yang akan menanamkan kolektif tanggung jawab untuk mencapai Agenda 2030 dan berjuang untuk perubahan iklim," seru Retno.
Tanpa paradigma baru ini, kata dia, tidak akan ada pemulihan kuat untuk semua. "Banyak dari kita akan tertinggal," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News