Senin kemarin, jajaran petinggi NATO mengeluarkan komunike yang salah satu isinya adalah sikap kolektif menentang pengaruh Tiongkok yang semakin meningkat di level global
"Ambisi Tiongkok dan perilaku agresinya merupakan tantangan sistemik terhadap orde internasional berbasis aturan dan area-area relevan terkait keamanan aliansi," tulis komunike NATO.
Melalui situs misi diplomatik Tiongkok untuk Uni Eropa, Negeri Tirai Bambu mengecam keras komunike tersebut. Tiongkok menuduh NATO telah menebar fitnah, salah membaca situasi internasional, dan memperlihatkan mentalitas Perang Dingin.
Beijing menegaskan pihaknya selalu berkomitmen terhadap perkembangan dunia yang damai.
"Kami tidak akan menimbulkan 'tantangan sistemik' bagi siapapun. Tapi jika ada orang yang hendak menimbulkan 'tantangan sistemi' terhadap kami, maka kami tidak akan tinggal diam," tegas misi diplomatik Tiongkok, dikutip dari laman ANI pada Selasa, 15 Juni 2021.
Kecaman serupa juga dilayangkan kepada jajaran petinggi G7. Dalam KTT G7 yang dimulai akhir pekan kemarin, Tiongkok juga menjadi salah satu bahasan utama.
Jajaran petinggi G7 menilai Tiongkok sebagai sebuah ancaman yang harus dihadapi bersama. Salah satu upaya yang dilakukan G7 adalah mengumumkan rencana pembangunan infrastruktur global untuk menyaingi skema Tiongkok -- Belt and Road Initiative.
Baca: G7 Umumkan Rencana Infrastruktur Global untuk Saingi Tiongkok
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News