Rudal tersebut mendarat dalam jarak sepertiga mil dari konvoi tersebut, dan kelompok tersebut merasakan dampaknya dan melihat “awan jamur” asap membubung dari lokasi tersebut.
“Kami melihat serangan hari ini. Anda dapat melihat dengan siapa kami berhadapan, mereka tidak peduli di mana mereka menyerang,” komentar Zelensky dari kota pelabuhan Laut Hitam, seperti dikutip CNN.
“Saya tahu ada korban hari ini, saya belum tahu detailnya, tapi saya tahu ada yang tewas dan terluka,” lanjutnya, seraya menambahkan,
“Kita harus membela diri terlebih dahulu. Cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah dengan sistem pertahanan udara,” tegas Zelensky.
Lima orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan itu, kata juru bicara Angkatan Laut Ukraina Dmytro Pletenchuk kepada CNN.
“Tak lama setelah itu, ketika kami masuk ke dalam mobil, kami mendengar ledakan besar,” kata Mitsotakis kepada wartawan.
“Saya pikir bagi kami ini adalah pengingat terbaik dan paling jelas bahwa ada perang nyata yang sedang terjadi di sini. Setiap hari terjadi perang, yang tidak hanya berdampak pada barisan depan, para prajurit, tapi juga berdampak pada warga kita yang tidak bersalah,” ujar Mitsotakis.
Perdana menteri menambahkan bahwa Zelensky mengajaknya berkeliling Odesa –,yang telah rusak parah akibat serangan rudal Rusia selama dua tahun terakhir,– tepat sebelum mereka mendengar sirene serangan udara.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 11.40 waktu Moskow.
“Angkatan Bersenjata Federasi Rusia melancarkan serangan rudal presisi tinggi ke hanggar di distrik pelabuhan industri Odesa, di mana persiapan sedang dilakukan untuk penggunaan tempur kapal tak berawak angkatan bersenjata Ukraina. Target pemogokan telah tercapai. Objeknya terkena,” bunyi pernyataan itu.
Beberapa hari sebelumnya, serangan rudal terhadap sebuah blok apartemen di kota tersebut menewaskan 12 orang, termasuk lima anak-anak.
Zelensky dikenal sering melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang berisiko tinggi terjadinya konflik – tetapi hari Rabu mungkin merupakan salah satu kunjungan terdekatnya hingga saat ini, kata outlet tersebut.
Setelah serangan pada hari Rabu, presiden terus menekan sekutu asing untuk mengirimkan lebih banyak dukungan kepada militernya.
“Dunia memiliki sistem pertahanan udara yang cukup dan kemampuan memproduksi senjata untuk pertahanan. Senjata dibutuhkan di sini untuk menyelamatkan nyawa. Solusi dibutuhkan saat ini – bukan suatu hari nanti, tapi untuk orang-orang yang mengalami serangan teroris setiap hari dan malam,” pinta Zelensky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News