Erupsi Cumbre Vieja, gunung berapi di La Palma, terjadi pada September lalu.
Status darurat di La Palma tetap berlaku meski erupsi sudah dinyatakan usai. Ini dikarenakan dampak kerusakan masif erupsi masih belum dapat diperbaiki sepenuhnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"(Deklarasi) ini bukan sebuah kegembiraan atau kepuasan, melainkan perasaan lega secara emosional," kata Direktur Pevolca, Julio Perez, dikutip dari The National, Minggu, 26 Desember 2021.
"Ini juga merupakan sebuah harapan baru karena kami sudah bisa fokus melakukan pekerjaan rekonstruksi," sambungnya.
Aliran lava dari Cumbre Vieja pada September lalu telah menghancurkan sekitar 3 ribu bangunan di La Palma. Lava juga merusak banyak perkebunan pisang dan anggur, sistem irigasi, dan berbagai ruas jalan.
"Untungnya tidak ada korban tewas dan luka terkait erupsi," ungkap Perez.
Perez, yang juga menjabat menteri administrasi publik di La Palma, mengestimasi kerugian material akibat erupsi Cumbre Vieja mencapai lebih dari 900 juta euro.
Pada 14 Desember lalu, gunung berapi Cumbre Vieja mulai tenang setelah mengeluarkan lava dan guncangan seismik selama 85 hari dan 8 jam -- durasi terpanjang dalam sejarah La Palma.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menyebut deklarasi berakhirnya erupsi Cumbre Vieja sebagai "hadiah Natal terbaik."
"Kita semua akan bekerja bersama untuk memperbaiki kerusakan dan meluncurkan kembali pulau La Palma," tulisnya di Twitter.
Pertanian dan pariwisata merupakan industri utama di Kepulauan Canary, destinasi populer bagi banyak warga Eropa.
Baca: Pelajari Dampak Erupsi Cumbre Vieja, Peneliti Kirim Robot ke Dasar Laut