Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam kunjungan ke Luanda, Angola, 18 Oktober 2021. (Osvaldo Silva / AFP)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam kunjungan ke Luanda, Angola, 18 Oktober 2021. (Osvaldo Silva / AFP)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Usir 10 Dubes, Ada Apa?

Willy Haryono • 24 Oktober 2021 10:33
Istanbul: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memerintahkan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu untuk mengusir 10 duta besar negara Barat, termasuk yang berasal dari Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis.
 
Para dubes diduga diusir usai menyerukan pemerintah Turki untuk membebaskan seorang pemimpin masyarakat sipil.
 
"Saya telah memerintahkan menlu mengenai apa yang harus dilakukan. Total 10 dubes ini harus dinyatakan persona non grata sekarang juga," ujar Recep Tayyip Erdogan, dilansir dari laman Nikkei Asia, Minggu, 24 Oktober 2021.

"Saat mereka tidak mengetahui dan mengenal Turki, maka mereka harus pergi," sambungnya, dalam sebuah pidato di televisi.
 
Persona non grata adalah istilah untuk seseorang yang kehadirannya tidak diinginkan. Di kalangan dunia diplomat, penetapan status ini dapat diartikan sebagai pengusiran.
 
Baca: Diminta Bebaskan Dermawan yang Dipenjara, Erdogan Ancam Usir 10 Dubes
 
Pada 18 Oktober, dubes dari AS, Jerman, Prancis, Belanda, Kanada, Denmark, Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Selandia Baru mengeluarkan pernyataan gabungan dalam menyerukan pembebasan filantrop Turki, Osman Kavala, yang telah ditahan selama empat tahun tanpa dakwaan apapun.
 
Tahun lalu, Kavala dibebaskan dari dakwaan terkait unjuk rasa anti-pemerintah pada 2013. Namun ia ditangkap kembali atas tudingan terlibat percobaan kudeta 2016.
 
Belum diketahui apakah keputusan Recep Tayyip Erdogan menyingkirkan 10 diplomat ini sudah bersifat final. Menlu Turki sedang berada di Korea Selatan hingga hari Minggu ini.
 
Turki, salah satu anggota NATO yang berusaha mendapatkan keanggotaan Uni Eropa, bersitegang dengan sejumlah mitra Barat dalam beberapa tahun terakhir.
 
Jika para dubes Barat resmi diusir dari Turki, maka perekonomian negara tersebut berpotensi semakin memburuk. Mata uang lira sudah kehilangan lebih dari 20 persen nilainya terhadap dolar AS tahun lalu, dan kondisinya bisa lebih memburuk pekan depan jika pengusiran dubes benar-benar terjadi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan