Wakil Presiden AS Kamala Harris (kiri) dan eks presiden AS Donald Trump. (AFP)
Wakil Presiden AS Kamala Harris (kiri) dan eks presiden AS Donald Trump. (AFP)

Unggul Tipis atas Trump, Harris Populer di Kalangan Perempuan dan Kulit Hitam

Medcom • 28 Agustus 2024 17:44

Washington: Popularitas Wakil Presiden Kamala Harris kembali unggul atas eks Presiden Donald Trump dalam sebuah jajak pendapat terbaru, setelah berlangsungnya Konvensi Nasional Demokrat minggu lalu.

Sebuah survei dari Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA mencatat bahwa Harris unggul dengan dukungan 47 persen dibandingkan 43 persen untuk Trump di antara pemilih Amerika.

Keunggulan tersebut tetap konsisten di antara calon pemilih, di mana sebelumnya Harris berada di angka 49 dan Trump 45 persen.

Jajak pendapat tersebut mengungkapkan bahwa 53% perempuan mendukung Harris, sementara laki-laki hanya 45 persen. Harris juga memperoleh dukungan substansial dari pemilih kulit hitam dan Latin, dengan masing-masing 73 persen dan 51 persen.

Sebaliknya, Trump mempertahankan keunggulan dominan di antara pemilih kulit putih, menerima 59 persen dari kelompok demografi tersebut.

Meningkatnya populasi Harris dalam jajak pendapat terjadi usai pengunduran diri Presiden Joe Biden dari pencalonan karena kekhawatiran tentang usia dan ketajaman mentalnya. Pencalonan Harris telah memberikan dorongan segar pada kampanye Partai Demokrat, membantunya memperoleh dukungan di negara-negara bagian yang krusial dalam pemilu AS 2024.

Pemilu AS 2024

Luzmarina Garcia, asisten profesor ilmu politik di FAU, mencatat bahwa daya tarik Harris bagi pemilih perempuan menjadi lebih jelas sejak pencalonannya. Ia juga menyoroti keberhasilan Harris dalam mendapatkan kembali keunggulan Demokrat di antara etnis minoritas.

"Harris telah secara efektif menjangkau perempuan, dan kesenjangan gender kini lebih diperhatikan,” jelas Garcia.

Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan penurunan dukungan untuk Trump di antara pemilih independen. Harris sekarang memimpin kelompok penting itu dengan 48 persen, sementara Trump hanya 35 persen.

Profesor FAU Dukhong Kim berpendapat bahwa pergeseran ini dapat dikaitkan dengan dampak konvensi Demokrat, dan memperingatkan bahwa jika tren ini berlanjut, Trump mungkin harus berjuang untuk mempertahankan keunggulannya menjelang pemungutan suara pada November mendatang. (Nithania Septianingsih)
 
Baca juga:  Fantastis! Kamala Harris Kumpulkan Donasi Kampanye Hingga Rp8,3 Triliun


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan