“Resolusi ini diajukan oleh Ukraina dengan dukungan dari lebih dari 50 negara sponsor bersama, dan berhasil disetujui dengan dukungan mayoritas, yaitu 99 negara memberikan suara setuju, 9 negara menolak, dan 60 negara lainnya abstain,” laporan dari Anadolu, Jumat 12 Juli 2024.
Resolusi tersebut menyatakan "keprihatinan yang mendalam atas keselamatan dan keamanan nuklir yang genting di ZNPP," serta menekankan pentingnya "tujuh pilar yang sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan nuklir selama konflik," yang diusulkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Resolusi ini juga meminta semua pihak terkait untuk sepenuhnya menerapkannya.
Utusan Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, mengumumkan hasil pemungutan suara dan mengucapkan terima kasih kepada "negara-negara yang mendukung proyek ini bahkan sebelum pemungutan suara dan menjadi pendukung, khususnya."
Zaporizhzhia, PLTN terbesar di Eropa dan salah satu dari sepuluh PLTN terbesar di dunia, serta kota Enerhodar, telah berada di bawah kendali Rusia sejak Maret 2022, tak lama setelah dimulainya "operasi militer khusus" di Ukraina pada Februari 2022. Sejak saat itu, kekhawatiran akan terjadinya bencana nuklir terus meningkat karena Moskow dan Kyiv saling menuduh satu sama lain atas penembakan di sekitar PLTN tersebut.
(Shofiy Nabilah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News