Suriah terus mendukung Palestina dan kerap diyakini memiliki kaitan dengan Iran. Iran sendiri diduga memberikan bantuan pejuang Hamas.
Sebanyak dua jet tempur Amerika Serikat (AS) menyerang fasilitas senjata dan amunisi di Suriah pada Jumat “sebagai pembalasan atas serangan terhadap pasukan AS oleh milisi yang didukung Iran” ketika kekhawatiran berkembang bahwa konflik Israel-Hamas dapat menyebar di Timur Tengah.
“Presiden AS Joe Biden memerintahkan serangan terhadap dua fasilitas yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Iran dan kelompok milisi yang didukungnya,” kata Pentagon, seraya memperingatkan AS akan mengambil tindakan tambahan jika serangan oleh proksi Iran terus berlanjut.
Pasukan AS dan koalisi telah diserang setidaknya 19 kali di Irak dan Suriah oleh pasukan yang didukung Iran dalam seminggu terakhir. Hamas, Jihad Islam, dan Hizbullah Lebanon semuanya didukung oleh Teheran.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan di PBB pada Kamis bahwa jika serangan Israel terhadap Hamas tidak berhenti, Amerika Serikat “tidak akan terhindar dari serangan ini”.
Serangan udara AS terjadi sekitar pukul 01.30 di dekat Abu Kamal, sebuah kota Suriah di perbatasan dengan Irak, dan dilakukan oleh dua jet tempur F-16 dengan menggunakan amunisi presisi, kata seorang pejabat pertahanan AS.
“Serangan pertahanan diri yang tepat ini adalah respons terhadap serangkaian serangan yang sedang berlangsung dan sebagian besar tidak berhasil terhadap personel AS di Irak dan Suriah yang dilakukan oleh kelompok milisi dukungan Iran yang dimulai pada 17 Oktober,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Jumat 27 Oktober 2023.
“Serangan yang didukung Iran terhadap pasukan AS tidak dapat diterima dan harus dihentikan,” kata Austin.
Biden telah mengirim pesan langka kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang memperingatkan Teheran agar tidak menargetkan personel AS di Timur Tengah, kata Gedung Putih pada Kamis pagi.
“Yang kami inginkan adalah Iran mengambil tindakan yang sangat spesifik, mengarahkan milisi dan proksinya untuk mundur,” kata seorang pejabat senior pertahanan AS. Amerika Serikat tidak mengoordinasikan serangan udara dengan Israel, tambah pejabat itu.
Serangan darat Israel
Amerika Serikat telah mengirimkan kapal perang dan pesawat tempur ke wilayah tersebut selama tiga minggu terakhir. Kamis Pentagon mengatakan sekitar 900 tentara AS telah tiba di Timur Tengah atau sedang menuju ke sana untuk meningkatkan pertahanan udara bagi personel AS.Israel mengatakan pada Jumat bahwa serangan militer ke Gaza sedang mempersiapkan “tahap operasi berikutnya”, di tengah kekhawatiran bahwa invasi darat ke daerah kantong Palestina dapat memicu konflik Timur Tengah yang lebih luas.
Israel telah membombardir Jalur Gaza yang padat penduduknya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap komunitas Israel. Israel mengatakan Hamas membunuh sekitar 1.400 orang termasuk anak-anak, dan menyandera lebih dari 200 orang, beberapa di antaranya adalah bayi dan orang lanjut usia.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada hari Kamis bahwa 7.028 warga Palestina telah tewas dalam serangan udara balasan, termasuk 2.913 anak-anak.
Sebuah rudal yang diluncurkan sebagai bagian dari pertempuran antara Hamas dan Israel menghantam sebuah kota resor Mesir sekitar 220 kilometer dari Jalur Gaza pada Jumat pagi, Al Qahera News Mesir melaporkan, mengutip sumber.
Rudal tersebut menghantam fasilitas medis di Taba, melukai sedikitnya enam orang, Al Qahera melaporkan. Seorang saksi di Taba membenarkan mendengar ledakan dan melihat asap mengepul.
Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa jet tempurnya telah menyerang tiga agen senior Hamas yang memainkan peran penting dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel. Mereka adalah komandan di Batalyon Daraj Tuffah, bagian dari Brigade Kota Gaza, kata Israel.
Tidak ada pengumuman resmi dari Hamas.
Pejuang Palestina bentrok dengan pasukan Israel di setidaknya dua wilayah Jalur Gaza pada hari Jumat, media yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan.
Ketika penderitaan warga sipil Palestina semakin menyedihkan, isu apakah akan mengadakan jeda kemanusiaan atau perjanjian gencatan senjata di wilayah pesisir yang dikuasai Hamas akan diajukan ke Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara pada hari Jumat dalam sebuah rancangan resolusi yang diajukan oleh negara-negara Arab yang menyerukan gencatan senjata.
Berbeda dengan Dewan Keamanan di mana resolusi mengenai bantuan Gaza gagal pada minggu ini, tidak ada negara yang mempunyai hak veto di Majelis Umum. Resolusi tidak mengikat, namun mempunyai bobot politik.
Lebih dari 613.000 orang diperkirakan kehilangan tempat tinggal akibat pemboman Israel di Gaza dan dilindungi oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.
Sementara itu, hampir separuh warga Israel ingin menunda invasi apa pun ke Gaza, menurut jajak pendapat yang diterbitkan pada Jumat.
Ketika ditanya apakah militer harus segera meningkatkan serangan darat skala besar, 29 persen warga Israel setuju sementara 49 persen mengatakan “akan lebih baik menunggu” dan 22 persen ragu-ragu, demikian jajak pendapat yang dipublikasikan di surat kabar Maariv.
Harian itu mengatakan hasil tersebut kontras dengan jajak pendapat pada 19 Oktober yang menemukan 65 persen dukungan untuk serangan darat besar-besaran.
Maariv mengatakan, "hampir dapat dipastikan bahwa perkembangan masalah sandera, yang kini menjadi agenda utama, mempunyai dampak besar pada perubahan ini (menurut opini)".
Hamas membebaskan empat sandera selama seminggu terakhir di tengah upaya negara-negara mediator regional untuk mengatur pembebasan skala besar. Hamas mengatakan sekitar 50 sandera tewas dalam serangan Israel di Gaza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News