Kementrian Pendidikan Malaysia mengeluarkan pernyataan pada Senin, 16 Oktober 2023, “tidak akan berkompromi dengan kekerasan Israel di Palestina, yang jelas-jelas melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia.”
Sikap Malaysia ini merupakan buntut dari keputusan penyelenggara acara membatalkan upacara penghargaan untuk penulis asal Palestina, Adania Shibli.
Selama akhir pekan, Direktur Pameran Buku, Juergen Boos, mengatakan akan memberikan waktu tambahan dalam menggalang dukungan bagi Israel dan Yahudi setelah menyatakan solidaritas penuhnya terhadap Israel.
Melansir Guardian, Boos mengatakan, “Jutaan orang tak berdosa di Israel dan Palestina terkena dampak perang yang mengerikan ini” dan bahwa “simpati kami ditujukan kepada mereka semua.”
Malaysia menegaskan sikapnya untuk mundur dari pameran buku itu sebagai komitmen terhadap prinsip pemerintah yang mendukung penuh Palestina. Malaysia dengan mayoritas penduduknya muslim secara vokal menyuarakan hak-hak Palestina.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim menuturkan dirinya sering diminta oleh para pejabat dari negara Barat untuk mengecam aksi Hamas, tapi dia selaku kepala pemerintahan di sana menolak permintaan itu.
Sikap Indonesia
Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) juga mengutuk sikap pameran itu yang tendensius."Memihak Israel sambil melupakan penderitaan rakyat Palestina adalah seperti membaca hanya satu buku untuk merasa memahami seluruh dunia,” tutur Ketua Asosiasi, Arys Hilman Nugraha.
“Ikapi telah “membatalkan partisipasi dalam pameran buku Frankfurt 2023, tidak menghadiri upacara pembukaan, dan membatalkan beberapa acara,” lanjut dia.
Asosiasi Penerbit Arab, Asosiasi Penerbit Emirates, serta Otoritas Buku Sharjah turut mundur dari partisipasi pameran tersebut.
“Kami sedih melihat beberapa peserta pameran dari kawasan Arab menarik partisipasi mereka dalam pameran tahun ini,” respons Boos menanggapi banyak negara yang mundur.
Ia menambahkan, “Pameran buku Frankfurt melambangkan pertemuan damai orang-orang dari seluruh dunia. Sejak awal, pameran buku ini selalu membahas tentang kemanusiaan dan fokusnya selalu pada wacana damai dan demokratis.”
Dirinya bahkan mengaku pameran buku itu sebagai ruang kebebasan berkespresi, tapi sikapnya justru menyatakan sebaliknya.
“Kebebasan berekspresi adalah tulang punggung industri penerbitan kami. Hal ini merupakan DNA dari pameran buku Frankfurt dan apa arti dari pameran tersebut. Kami tidak dapat mengomentari keputusan masing-masing peserta pameran, namun platform kami selalu terbuka untuk penulis, penerbit, penerjemah, dan penggemar sastra dari seluruh dunia. Tentu saja, pameran buku Frankfurt adalah sebuah platform bagi suara Israel dan Palestina,” ujar Boos dengan nada memastikan.
Adania Shibli
Sebelumnya, novelis berdarah Palestina, Adania Shibli, rencananya akan menerima penghargaan LiBeraturpeis 2023, sebuah penghargaan yang ditujukan kepada penulis perempuan dari belahan bumi selatan.Semantara itu, pada hari Jumat, LitProm selaku pihak yang mengelola hadiah mengatakan akan menunda upacara penghargaan itu atas dasar perang yang diklaim dimulai oleh Hamas. Padahal Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 sebagai balasan atas penindasan Israel ke Palestina selama puluhan tahun.
Keputusan tersebut sempat diakui oleh pihak penyelenggara sebagai keputusan bersama antara panitia dan penulis. Namun, agensi sastra Shibli mengatakan kepada Guardian bahwa keputusan itu dibuat secara sepihak tanpa melibatkan penulis.
Lebih dari 1.000 penulis dan penerbit telah mengecam dan melayangkan surat terbuka terhadap keputusan LitProm. Pada hari Senin, PEN America mendesak supaya asosiasi tersebut memikirkan kembali keputusannya.
Kepala Program PEN, Clarisse Rosaz Shariyf menuturkan bahwa organisasi sastra harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap kebebasan berekspresi dan pluralisme bahkan di tengah konflik.
Adapun penerbit buku Shibli di Inggris, Fitzcarraldo mengatakan novel Minor Detail karya Shibli yang diterjemahkan oleh Elisabeth Jaquette dapat diunduh gratis dalam bentuk e-book. (Abdurrahman Addakhil)
Baca juga: Batalkan Penghargaan, Pameran Buku Frankfurt Bungkam Kebebasan Palestina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News